Berdasarkan laporan tersebut, keterampilan yang paling penting untuk lima tahun ke depan adalah kreativitas (creative thinking), analisis (analytical thinking), dan literasi teknologi (technology literacy).
Selanjutnya, motivasi dan keinginan untuk terus belajar (curiosity and lifelong learning), serta ketangguhan, kemampuan adaptasi, dan fleksibilitas (resilience, flexibility, and agility) terhadap perubahan juga dianggap penting.
Menurut Rajika Bhandari, seorang pakar pendidikan internasional, terdapat setidaknya enam keterampilan yang akan dibutuhkan menjelang tahun 2040.
Pertama, kemampuan melakukan kurasi pengetahuan, jaringan, dan informasi secara efektif, mencerminkan pergeseran paradigma dalam pendidikan dari pendekatan tradisional yang berurutan.
Tren saat ini menunjukkan bahwa siswa sebaiknya diberi keleluasaan untuk memilih apa yang mereka minati dan mengintegrasikan pengetahuan yang diperoleh.
Kedua, literasi data (data literacy), yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk membaca, memproses, menganalisis, dan menyampaikan pendapat terkait dengan data.
Menurut OECD, literasi data bukan hanya kemampuan berhitung dalam buku latihan, tetapi juga mencakup kemampuan untuk menavigasi, menginterpretasi, dan menghitung berbagai jenis data, serta mengomunikasikannya kepada orang lain.
Ketiga, kemampuan bercerita (storytelling) menjadi penting dalam setiap jenis pekerjaan, di mana menyampaikan narasi yang jelas dan menarik esensial.
Forum seperti TED menjadi contoh utama, di mana pembicara dari beragam bidang mampu menyajikan ide-ide kompleks dengan bahasa sederhana dan gaya bercerita yang memikat.
Keempat, di tengah perkembangan teknologi, pertimbangan etis menjadi semakin penting untuk memastikan bahwa keputusan yang dibuat selaras dengan prinsip moral dan nilai-nilai.
Kelima, kompetensi global. Sesuai dengan pandangan OECD, kompetensi ini krusial untuk memungkinkan kehidupan yang harmonis dalam komunitas multikultural, mendukung perkembangan di pasar kerja, menggunakan platform media dengan efektif dan bertanggung jawab, serta berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Terakhir, memiliki keinginan untuk terus belajar adalah esensial mengingat perubahan adalah satu-satunya konstan. Untuk tetap relevan dan sukses, individu perlu memelihara rasa ingin tahu dan komitmen untuk pembelajaran seumur hidup.
Berbicara tentang masa depan, krusial untuk memastikan generasi mendatang dilengkapi dengan keterampilan yang relevan.
Namun, apa yang saat ini diajarkan, baik di sekolah maupun dalam pelatihan perusahaan, mungkin tidak akan relevan dalam beberapa dekade ke depan.
Hasil survei Program for International Student Assessment (PISA), yang dipublikasikan Desember 2023, menempatkan Indonesia di peringkat ke-69 dengan skor rata-rata 369, meliputi matematika (379), sains (398), dan membaca (371). Sedangkan rata-rata global adalah 441.