Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Japfa Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Kompas.com - 03/04/2024, 19:11 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) tidak akan membagikan dividen lantaran bisnis unggas perseroan menghadapi tantangan pelemahan daya beli.

Kepala Divisi Pengawasan Keuangan (Financial Controller) Japfa Erwin Djohan mengatakan, dalam tahun belakangan perusahaan mengalami siklus yang tidak kondusif.

“Berdasarkan hasil RUPS, penggunaan laba perseroan dari tahun 2023 sebagai dana cadangan Rp 10 miliar, sisa dari laba sebesar Rp 930 miliar pada 2023 untuk saldo laba perseroan. Artinya perseroan memutuskan untuk tidak memberikan dividen dari tahun buku 2023,” ungkap Erwin di Jakarta, Rabu (3/4/2024).

Baca juga: Gelar RUPST, Emiten Bioskop CNMA Umumkan Pembagian Dividen dan Rombak Jajaran Manajemen

Sebagai informasi, laba bersih JPFA sepanjang 2023 tercatat sebesar Rp 929,7 atau turun 34,5 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,4 triliun.

Sepanjang 2023 penjualan JPFA naik menjadi Rp 51,1 triliun dibanding 2022 sebesar 48,9 triliun. Namun beban pokok membengkat menjadi 43,6 triliun pada 2023 dibandingkan 2022 sebesar Rp 41,2 triliun.

Tahun lalu, Japfa membagikan dividen dari laba bersih tahun 2022 sebesar Rp 50 per saham atau senilai Rp 581 miliar. Pembagian dividen tahun lalu dilakukan, meskipun laba bersih Japfa turun 29,8 persen menjadi Rp 1,42 triliun, dari tahun 2021 sebesar Rp 2,02 triliun.

Erwin mengatakan, Day Old Chicken atau DOC menyebabkan beban yang ditanggung perusahaan menjadi berat, termasuk juga perusahaan di sektor perunggasan lainnya.

“Sejak pandemi Covid-19 lalu, mulai di 2020 menyebabkan demand yang menurun sementara supply masih tinggi. Sampai tahun lalu itu mengalami situasi yang berat,” ungkap dia.

Tantangan bisnis perunggasan

Kepala Divisi Keuangan Korporasi Japfa Putut Djagiri mengatakan, faktor yang sangat memengaruhi bisnis perseroan saat ini adalah daya beli, dan ketidakstbilan nilai tukar rupiah.

“Ini menghambat permintaan konsumen akan produk. Badai El Nino juga di 2023 mengurangi pasokan bahan baku utama dan ini membuahan bahan baku melonjak tinggi,” ujar Erwin.

Erwin mengatakan, perusahaan juga menghadapi masalah over supply dari DOC (Day Old Chicken) yang berlanjut, membuat harga produk Japfa mengalami fluktuasi sepanjang 2023.

Tahun ini, perseroan berencana melakukan ekspansi pasar terutama untuk ekspor. Perusahaan juga akan melakukan efisiensi untuk menjaga pertumbuhan kinerja.

“Perseroan terus melakukan ekspansi pasar terutama ke dartah dengan potensi besar, dan kami juga berencana masuk ke pasar ekspor. Efisiensi juga dilakukan dari mengurangi beban dan melakukan penetrasi kepasar tradisional,” ujar dia.

Momen Lebaran

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com