JAKARTA, KOMPAS.com - Petrokimia Gresik melaporkan telah meningkatkan produktivitas padi di Timor Leste menjadi 7,5 ton per hektare, dari sebelumnya rata-rata hanya 1,5 hingga 3 ton.
Hal ini terlihat dari panen raya "The Rice Harvest Ceremony" bersama Presiden Timor Leste, Jose Manuel Ramos Horta di Kecamatan Vemasse, Kabupaten Baucau, Timor Leste, Selasa (14/5/2024).
Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Gusrizal dan Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo.
Baca juga: Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi
Gusrizal menyampaikan, panen raya ini merupakan bukti komitmen Pupuk Indonesia bersama anak perusahaannya terhadap pembangunan sektor pertanian Timor Leste.
Pertanian adalah tulang punggung perekonomian Timor Leste yang menyediakan lapangan kerja dan penghidupan bagi sebagian besar penduduknya.
Hal ini merupakan sumber penting ketahanan dan ketersediaan pangan bagi masyarakat Timor Leste.
"Implementasi dari komitmen ini, Pupuk Indonesia bersama Petrokimia Gresik dan Petrosida Gresik yang merupakan perusahaan afiliasi group telah melakukan kerja sama dengan Pemerintah Timor Leste untuk memberikan petani akses terhadap pupuk berkualitas tinggi dan input pertanian lainnya," ujar Gusrizal dalam keterangan tertulis, Rabu (15/5/2024).
Baca juga: Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng
Panen raya ini merupakan hasil demonstration plot (demplot) yang dilakukan oleh Petrokimia Gresik bersama anak perusahaannya, yaitu PT Petrosida Gresik dengan menggandeng Camara de Comercio e Industria de Timor-Leste (CCI TL). Demplot ini mengaplikasikan produk nonsubsidi andalan Petrokimia Gresik dan Petrosida Gresik.
Sementara Dwi Satriyo menambahkan, ada peningkatan signifikan dari hasil demplot di Timor Leste, yaitu sekitar 500 persen.
Kerja sama ini menjadi komitmen perusahaan untuk mendukung perkembangan pertanian dan pemenuhan pangan dunia, yang saat ini tengah menjadi isu global.
"Hasil positif demplot ini pun ditindaklanjuti dengan kerja sama Bisnis Purchase Order Perdana Distributor Timor Agronova yang telah ditandatangani kemarin, berupa pembelian 18 ton pupuk dan 2 ton pestisida yang dikirim dalam tiga kontainer," ujar Dwi.
Baca juga: Kementan Jaga Produksi Padi lewat Pompanisasi dan Percepatan Tanam
Ia menambahkan, demplot di Timor Leste ini menerapkan pola pemupukan berimbang 5:3:2 yang telah diterapkan Petrokimia Gresik di sejumlah daerah.
Artinya untuk satu hektare lahan padi mengaplikasikan 500 kg pupuk organik, 300 kg pupuk NPK Phonska Plus, dan 200 kg pupuk ZA Plus.
Selain itu, demplot ini juga dikawal dengan pengendalian hama menggunakan pestisida yang diproduksi Petrokimia Gresik melalui salah satu anak perusahaannya, yaitu Petrosida Gresik.
"Panen demplot ini awalnya kita terget sebesar 6 ton setiap hektarenya. Ternyata teknologi kami mampu menghasilkan panen hingga 7,5 ton per hektare. Selain itu juga dengan teknologi yang ditawarkan Petrokimia Gresik, penanaman padi di Timor Leste bisa dilakukan sebanyak dua hingga tiga kali dalam setahun, padahal selama ini hanya bisa dilakukan setahun sekali," terang Dwi.
Baca juga: Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi
Lebih lanjut ia menjelaskan, kerja sama tiga kontainer tersebut baru tahap awal dari target capaian sebanyak 20 hingga 30 kontainer di tahun 2024. Ia berharap kerja sama ini bisa mendukung swasembada pangan di Timor Leste.
"Sebagai bagian dari Pupuk Indonesia, kami berkomitmen untuk mendukung kemajuan pertanian tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara tetangga, termasuk Timor Leste. Persoalan pangan menjadi persoalan dunia yang harus kita atasi bersama-sama," ujar Dwi Satriyo.
Adapun Direktur Utama Petrosida Gresik Widodo Heru Sulistyo menambahkan, Petrosida Gresik siap mendukung ketahanan dan kemandirian Pangan Timor Leste yang dicanangkan tahun 2025.
Sebagai perusahaan pestisida, Petrosida Gresik berperan untuk pengendalian hama dan penyakit dan menyediakan pupuk hayati dan organik, zat pengatur tumbuh tanaman, benih serta teknologi pertanian yang andal.
Baca juga: Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi
"Petrosida Gresik menggunakan kaidah 6T, yaitu tepat dosis, tepat mutu, tepat jenis, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu aplikasi dapat membantu memaksimalkan hasil pertanian khususnya untuk Timor Leste dan dibuktikan dengan hasil demplot pada hari ini," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.