Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha

Kompas.com - 26/06/2024, 13:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Kimia Farma Tbk (KAEF) Lina Sari membeberkan penyebab kerugian emiten plat merah pada 2023.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Kima Farma mencatatkan pembengkakan kerugian pada 2023 sebesar Rp 1,48 triliun, dibandingkan rugi tahun 2022 sebesar 190,4 miliar.

“Secara garis besar salah satu penyebab kerugian Kima Farma yang signifikan karena adanya masalah operasional, itu terkait dengan inefisiensi pabrik, dimana memang kapasits kita terlalu besar sementara utilisasinya rendah,” kata Lina dalam public expose KAEF di Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Masalah lainnya, datang dari sisi komposisi produk yang mana komposisi produk pada tahun 2023 didominasi produk yang bermargin rendah. Penyebab lainnya adalah di 2023 Kimia Farma melakukan impermen terhadap persediaan dan utang terhadap barang-barang di 2023.

Baca juga: Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Kemudian, Lina juga menyebut bahwa masalah yang belum pernah terjadi di Kimia Farma, yakni dugaan dugaan integritas data yang terjadi pada anak usaha yakni Kimia Farma Apotek atau KFA.

“Namun terkait hal ini saya tidak bisa meng-elaborate lebih detil lagi, karena masih dalam tahap evaluasi oleh konsultan auditor,” ungkap Lina.

“Kedepannya, karena kita sudah tahu yang terjadi di 2023 merupakan hal yang belum pernah kita rasakan, kita belajar dan kita lakukan langkah perbaikan di 2024. Kita berusaha fokus pada produk bermargin tinggi yang bisa memberikan cash lebih cepat, kita juga lakukan rasionalisasi pabrik,” tambahnya.

Baca juga: Kimia Farma Bukukan Penjualan Rp 9,96 Triliun pada 2023

 


Lina juga mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah dihadapkan dengan beban finansial yang cukup besar. Oleh sebab itu pihaknya melakukan restukturisasi keuangan yang dimonitor langsung oleh kementerian BUMN.

“Apa yang terjadi di entitas anak, kita belum bisa menyimpulkan ini ada korupsi atau tidak, proses masih berlangsung nanti kita tunggu setelah proses audit selesai,” ujar dia.

Lina mengatakan, proses audit investigasi terhadap dugaan integritas penyediaan data di entitas anak, Kimia Farma Apotek, sampai dengan saat ini masih on progress, sehingga pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan mengenai apa yang terjadi.

“Kemungkinan paling cepat hasilnya di dapat di awal Agustus, karena ini masih progres dan kita belum bisa mengambil kesimpulan mengenai apa yag terjadi pada entitas anak kami,” tegas dia.

Baca juga: Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com