Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nike Proyeksikan Pendapatannya Turun, Ini Sebabnya

Kompas.com - 29/06/2024, 10:34 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Nike membukukan pertumbuhan yang lamban lantaran menghadapi meningkatnya persaingan, mundurnya konsumen di pasar-pasar utama, dan kesalahan strategi.

Dikutip dari CNN, Sabtu (29/6/2024), penjualan Nike tumbuh 1 persen tahun lalu dan stagnan pada kuartal terakhir.

Dalam laporan keuangannya, produsen sepatu ini memproyeksikan penjualan akan turun 10 persen pada kuartal berikutnya lantaran merek klasik perusahaan tersebut melambat dan Nike menghadapi tantangan di pasar daring.

Baca juga: Nike Bakal PHK 740 Karyawan

Saham Nike (NKE) anjlok 12 persen selama perdagangan setelah jam kerja.

Nike menghadapi perlambatan konsumen untuk barang-barang pilihan dan persaingan ketat dari merek-merek baru seperti Hoka dan On.

Selain itu, pelanggan mengubah perilaku mereka, tidak lagi membeli sepatu kets mahal dan pakaian atletik untuk kebutuhan pokok dan pengalaman seperti konser dan perjalanan.

Nike juga menghadapi persaingan baru. Hoka, merek Perancis yang didirikan sebagai sepatu lari untuk pelari maraton yang tangguh yang segera menjadi tren, berkembang berkat penekanannya pada kenyamanan dibandingkan gaya tradisional.

Sementara itu, upaya Nike untuk mengubah strategi distribusinya telah menjadi bumerang.

Perusahaan dalam beberapa tahun terakhir telah memangkas jumlah pengecer tempat mereka menjual barang-barangnya sambil beralih untuk tumbuh secara langsung melalui salurannya sendiri, khususnya daring.

Nike mengatakan bahwa mereka dapat memperoleh laba lebih dari dua kali lipat dengan menjual barang melalui situs web dan toko fisiknya sendiri daripada melalui mitra grosir.

Kemudian Nike akan memfokuskan sumber daya, pemasaran, dan produk unggulannya hanya pada 40 mitra ritel terpilih, seperti Dick's Sporting Goods dan Foot Locker.

Namun perubahan tersebut ternyata merugikan penjualan Nike. Nike kemudian mengaktifkan kembali beberapa pengecer yang sebelumnya dihentikan.

"Nike bertindak terlalu jauh dan meremehkan pentingnya pengecer pihak ketiga. Penarikan diri ini membuka peluang bagi pengecer tersebut untuk bermitra lebih erat dengan merek lain," kata Neil Saunders, analis di GlobalData Retail, dalam sebuah catatan kepada klien.

Baca juga: CEO Nike Nilai Kerja Jarak Jauh Menghambat Inovasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyerapan LNG Domestik Meningkat, PGN Amankan Pasokan dengan Kontrak MSA

Penyerapan LNG Domestik Meningkat, PGN Amankan Pasokan dengan Kontrak MSA

Whats New
9,03 Persen Penduduk RI Masih Miskin, BPS: Tingkat Kemiskinan yang Terendah dalam 1 Dekade

9,03 Persen Penduduk RI Masih Miskin, BPS: Tingkat Kemiskinan yang Terendah dalam 1 Dekade

Whats New
Kinerja Anak Perusahaan Apik, Laba Bersih Konsolidasi Bank Mandiri Capai Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Kinerja Anak Perusahaan Apik, Laba Bersih Konsolidasi Bank Mandiri Capai Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Menilik Pertumbuhan Masyarakat di Sekitar Kawasan Smelter di Sulawesi Dulu dan Kini

Menilik Pertumbuhan Masyarakat di Sekitar Kawasan Smelter di Sulawesi Dulu dan Kini

Whats New
Bank Indonesia Buka Lowongan Magang untuk Mahasiswa di Jabodetabek, Berminat?

Bank Indonesia Buka Lowongan Magang untuk Mahasiswa di Jabodetabek, Berminat?

Whats New
Tak Berubah, LRT Jabodebek Tetap Operasikan 336 Perjalanan Per Hari

Tak Berubah, LRT Jabodebek Tetap Operasikan 336 Perjalanan Per Hari

Whats New
Survei Seismik 3D di Wilayah Indonesia Timur Selesai, Peluang Eksplorasi Blok Migas Baru Makin Terbuka

Survei Seismik 3D di Wilayah Indonesia Timur Selesai, Peluang Eksplorasi Blok Migas Baru Makin Terbuka

Whats New
CIMB Niaga Genjot Pembiayaan KPR Hijau

CIMB Niaga Genjot Pembiayaan KPR Hijau

Whats New
Tingkat Ketimpangan Kaya-Miskin di RI Turun Per Maret 2024, Ini Pemicunya

Tingkat Ketimpangan Kaya-Miskin di RI Turun Per Maret 2024, Ini Pemicunya

Whats New
Dukung Produk Lokal Kalsel, Arutmin Dirikan Galeri UMKM Nawasena

Dukung Produk Lokal Kalsel, Arutmin Dirikan Galeri UMKM Nawasena

Whats New
Nasabah Minta OJK Kembalikan Izin Usaha Kresna Life

Nasabah Minta OJK Kembalikan Izin Usaha Kresna Life

Whats New
Bagi Hasil Pertama Sukuk ESG BSI Bakal Dibayarkan September 2024

Bagi Hasil Pertama Sukuk ESG BSI Bakal Dibayarkan September 2024

Whats New
Matahari Department Store Tutup 1 Gerai, Asosiasi Ritel Sebut Hal Lumrah

Matahari Department Store Tutup 1 Gerai, Asosiasi Ritel Sebut Hal Lumrah

Whats New
Koper Penumpang Hilang Dicuri, Lion Air Ingatkan Ketentuan Membawa Barang Berharga di Pesawat

Koper Penumpang Hilang Dicuri, Lion Air Ingatkan Ketentuan Membawa Barang Berharga di Pesawat

Whats New
Jumlah Penduduk Miskin RI Turun Jadi 25,22 Juta Orang Per Maret 2024

Jumlah Penduduk Miskin RI Turun Jadi 25,22 Juta Orang Per Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com