Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP Targetkan Tantangan Budidaya Lobster Rampung 2 Tahun Lagi

Kompas.com - 15/02/2020, 17:06 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto menargetkan tantangan yang menghambat budidaya lobster dalam negeri rampung dalam 2 tahun ke depan.

Adapun tantangan tersebut, antara lain masalah pakan, benih, penyakit, produktivitas, performa produk, dan tata niaga pasar. Dia mengaku akan segera menyusun rencana aksi untuk menebas keenam tantangan tersebut.

"Segera akan kita susun action plannya," kata Slamet dalam siaran pers, Jumat (14/2/2020).

Baca juga: Nelayan: Ekspor Benih Lobster Hanya Untungkan Tengkulak

Slamet menuturkan, budidaya hasil kelautan dan perikanan sangat strategis dan memberikan peran ganda untuk kepentingan ekonomi dan memperluas lapangan kerja bagi masyarakat pesisir.

Budidaya juga berdampak positif bagi lingkungan, yakni sebagai buffer stock lobster melalui restocking sesuai fase atau siklus hidup lobster yang aman sesuai relung ekologisnya.

"Kata kunci pemanfaatan nilai ekonomi dan perlindungan kelestarian sumber daya benih lobster sebenarnya, ya di budidaya. Oleh karena itu, tidak ada alasan ke depan untuk tidak mendorong industri budidaya lobster nasional," tegasnya.

Sementara untuk merampungkan keenam tantangan tersebut dalam 2 tahun, Slamet bilang perlu kerjasama antar stakeholders. Untuk urusan pakan, pihaknya akan mulai memetakan spot-spot ketersediaan sumber pakan segar seperti kekerangan yang mendekati kawasan budidaya.

"Upaya yang akan dilakukan yaitu dengan membangun sentra budidaya kekerangan di sekitar kawasan budidaya lobster untuk suplai kebutuhan pakan segar, disamping mendorong UPT untuk melakukan perekayasaan formula pakan buatan yang efisien," ucapnya.

Terkait benih, KKP tengah menjajaki kerjasama dengan Univetsitas Tasmania untuk meningkatkan teknologi perbenihan. Sementara terkait penyakit, KKP akan meminta UPT untuk melakukan riset dan perekayasaan teknologi yang fokus pada peningkatan produktivitas.

Langkah terakhir, Slamet mengaku bakal mengefisiensi rantai distribusi pasar agar harga lobster konsumsi bisa bersaing dengan Vietnam yang lebih murah.

"Ini yang perlu dibenahi terutama memperbaiki performa produk hasil budidaya dan mengefisiensikan rantai distribusi pasarnya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com