Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Penemuan Vaksin Corona Jadi Kunci Perbaikan Ekonomi Global

Kompas.com - 12/03/2020, 08:19 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi global tahun ini diproyeksi akan mengalami tekanan akibat merebaknya virus corona sejak awal tahun ini.

Ekonom Senior Fauzi Ichsan mengatakan, baru 2 bulan lebih virus Corona merebak, proyeksi pertumbuhan ekonomi sudah dipangkas ke level 2,5 persen dari sebelumnya 2,9 persen.

"Bursa saham rontok, harga komoditas anjlok, diperburuk dengan perang minyak antara Rusia dan Saudi Arabia," ujarnya di Jakarta, Rabu (11/3/2020).

Menurutnya, industri farmasi memiliki peranan penting saat ini guna meredam dampak negatif virus corona terhadap perekonomian global.

Baca juga: Ini 3 Langkah yang Dilakukan Pemerintah Redam Dampak Virus Corona

Industri farmasi diharapkan mampu segera menemukan vaksin virus yang telah merenggut lebih dari 4.000 jiwa itu.

"Jadi aktivitas ekonomi global bergantung pada seberapa cepat penemuan obat, distribusinya," katanya.

Lebih lanjut, mantan Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan itu menilai, dengan ditemukannya vaksin diharapkan kepercayaan pasar dapat kembali meningkat.

Selain itu, ia juga mendorong pemerintah di berbagai negara mengeluarkan stimulus berupa kebijakan moneter maupun fiskal.

Untuk kebijakan fiskal, Fauzi mencotohkan pemangkasan suku bunga acuan yang sudah dilakukan oleh berbagai bank sentral dunia.

"Ini harus dibantu dengan fiskal, pemerintah masih punya ruang defisit jadi ada ruang untuk tingkatkan stimulus fiskal. Toh suku bunga global lagi rendah juga, US Treasury misalnya," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com