Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Pemerintah akan Beri Kompensasi Rp 6 Juta kepada Petani Terdampak Banjir

Kompas.com - 16/05/2020, 20:34 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, pemerintah akan memberi bantuan kepada petani yang sawahnya terdampak banjir melalui asuransi tani.

“Bagi petani yang memiliki asuransi tani, pemerintah akan memberi kompensasi senilai Rp 6 juta per hektar. Sedangkan untuk petani yang tidak memiliki asuransi, akan diusulkan pemberian bibit gratis,” kata Sarwo, seperti dalam keterangan tertulisnya.

Lebih lanjut Sarwo mengatakan, jumlah kompensasi tersebut merupakan hasil kalkulasi kebutuhan petani untuk melakukan budi daya lahan, mulai dari pengolahan lahan serta pembelian benih dan pupuk.

“Mengingat cuaca yang tidak menentu, kami terus mendorong petani mengasuransikan lahannya sebelum tanam. Ini agar lebih aman dan nyaman dalam usaha taninya,” kata Sarwo.

Baca juga: Tanggulangi Kerugian Petani Akibat Faktor Alam, Kementan Galakkan Program AUTP

Salah satu daerah yang sawahnya terdampak banjir adalah Desa Gubungan Cibeureum, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak.

Akibat intensitas hujan yang tinggi sejak Rabu (13/5/2020) sore hingga malam, Sungai Cibeurem dan Sungai Jamlaung meluap.

Ratusan hektar sawah di daerah tersebut pun terendam sejak Kamis (14/5/2020).

Kepala Desa Gubugan Cibeureum Mumuh Mahmudin mengatakan, sawah-sawah yang terendam sedang memasuki masa panen

Baca juga: Ada AUTP, Kini Petani Padi Tidak Lagi Khawatir Gagal Panen

“Jumlah kerugian belum dapat kami prediksi. Yang pasti menyebabkan ratusan hektar sawah gagal panen,” kata Mumuh.

Tak hanya sawah, banjir juga merendam jalan poros desa, serta 273 rumah.

“Ada empat kampung yang terendam banjir, yakni Kampung Cidadap, Jamlaung, Bongkok, dan Lembur Lojor,” kata Mumuh.

Padahal menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kabupaten Lebak merupakan salah satu wilayah penyangga pangan dan kawasan pertanian nasional.

Baca juga: Pengamat Asuransi Apresiasi Program AUTP Kementan

“Saya ingin lokasi ini diperbaiki dan kembali difungsikan sebagai lahan pertanian untuk sumber kehidupan masyarakat sekitar,” kata Syahrul.

Untuk mengatasinya, Kementan pun telah menyiapkan bantuan mitigasi.

“Pemerintah akan menyiapkan upaya pompanisasi. Jika di sawah masih terdapat genangan, pemerintah daerah (pemda) dapat berkoordinasi untuk menyiapkannya,” kata Sarwo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com