Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Jika Resesi di Kuartal III Tak Berarti Kondisinya Sangat Buruk

Kompas.com - 07/09/2020, 19:15 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak menampik kemungkinan terjadinya resesi pada kuartal III tahun ini.

Bendahara Negara itu memeperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun ini akan berada di kisaran minus 2 persen hingga 0 persen.

Artinya, bila perekomian RI kembali masuk di zona negatif, maka perekonomian RI bakal masuk ke dalam definisi resesi secara teknsi, yakni pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut.

Baca juga: Indonesia Diproyeksikan Resesi, Bagaimana Prospek Investasi Emas ?

Sebab pada kuartal II yang lalu, perekonomian RI terkontraksi cukup dalam, yakni sebesar -5,32 persen.

"Meski belanja pemerintah diakselerasi, konsumsi dan investasi belum masuk zona positif, karena aktivitas masyarakat sama sekali belum normal. Kalau kalau itu terjadi, secara teknis kuartal III ini kita masuk zona negatif, maka resesi terjadi," ujar Sri Mulyani usai melakukan rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Senin (7/9/2020).

"Namun tidak berarti kondisinya sangat buruk, jarena kita melihat kalau kontraksi melihat kalau kontraksi lebih kecil, dan akan terjadi pemulihan di bidang konsumsi, investasi melalui dukungan belanja pemerintah," lanjut Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itupun mengatakan, pemerintah saat ini tengah berupaya untuk mempercepat belanja agar pemulihan tak hanya terjadi did bidang konsumsi dan investasi, namun juga kinerja ekspor Indonesia.

Sebab, pada Juli hingga Agustus ini terjadi perbaikan kinerja perekonomian di bidang ekspor.

Baca juga: Resesi di Depan Mata, Ini 4 Hal yang Perlu Dipersiapkan

"Karena satu bulan terakhir terjadi kenaikan kenaikan cukup baik, maka bisa berharap pertumbuhan ekonomi di kuartal III lebih baik dibanding kuartal II yang kontrkasi cukup dalam 5,3 persen," ujar Sri Mulyani.

Di sisi lain, dirinya juga menilai meski sempat mengalami kontraksi hingga 5,3 persen pada kuartal II lalu, kondisi perekonomian RI jauh lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain di dunia. Sebab, banyak negara yang kondisi perekonomiannya mengalami kontraksi hingga 17 persen atau bahkan 20 persen.

"Kita berusaha. Jadi akselerasi belanja pemerintah, program pemulihan ekonomi terus dilaksanakan dan didorong sehingga konsumsi bertahap pulih, investasi pulih, ekspor didorong dengan meskin pertumbuhan konsumsi, investasi, ekspor dan belanja pemerintah, diharapkan performace kuartal III membaik, dan dijaga sampai kuartal IV," ujar Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com