Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas PEN Akui Sempat Kewalahan Tangani Penyaluran Bansos yang Melonjak

Kompas.com - 03/11/2020, 19:00 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Tim Kerja Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Bambang Widianto mengatakan, timnya sempat kewalahan menangani penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat pada awal pandemi Covid-19.

Awalnya, pemerintah hanya mengalokasikan bantuan sosial untuk 15,5 juta rumah tangga yang terdata di Kementerian Sosial. Namun, lantaran pandemi mulai berdampak terhadap perekonomian nasional, jumlah bansos jadi melonjak.

"Tapi pada waktu terjadi pandemi, ekonomi kita melemah, banyak perusahaan mengurangi pekerjanya mereka yang tadinya enggak rentan, punya rumah, punya mobil, tiba-tiba jadi membutuhkan bantuan," katanya dalam diskusi virtual, Selasa (3/11/2020).

Baca juga: Ini Sektor UMKM yang Dinilai Perlu Go Digital

"Nah inilah yang kemudian kami agak sedikit kewalahan menanggulanginya. Karena tiba-tiba dari 15,5 juta itu meningkat jadi 25 persen ke bawah. Padahal di data Kemensos hanya mempunyai 25-40 persen terbawah," sambung Bambang.

Pemerintah, berupaya menyalurkan bantuan sosial terlebih dahulu kepada 25-40 persen rumah tangga terbawah yang terdata di Kemensos. Namun ketika bantuan disalurkan, justru dilaporkan bahwa di daerah-daerah jumlah yang membutuhkan bansos lebih banyak.

"Jadi yang 25-40 persen itu kita berikan bantuan terlebih dahulu, ditingkatkan melalui dana yang ada di Kemensos atau melalui bansos Dana Desa. Tapi, itu pun masih kurang. Karena di daerah-daerah menyampaikan membutuhkan sampai 60 persen rumah tangga terbawah. Makanya di awal kami agak sedikit kelabakan karena kami tidak punya pendaftaran mandiri bantuan sosial," ujarnya.

Baca juga: Pemerintah Kebanjiran Penawaran SUN, Kali Ini Capai Rp 66,2 Triliun

Lebih lanjut kata dia, pemerintah sempat dilema adi awal pandemi. Sebab sebelum pandemi, pemberian bansos disebut tidak pernah mengalami hambatan. Penyalurannya dipastikan sudah sesuai target yakni kepada 15,5 juta keluarga miskin.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan realisasi anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terus meningkat. Dia mengatakan data per 7 Oktober 2020 tercatat realisasi anggaran PEN mencapai Rp 331,94 triliun.

Angka tersebut setara dengan 47,75 persen dari total pagu yang sebesar Rp 695,2 triliun. Dia pun optimistis realisasi tersebut akan mencapai 99 persen hingga 100 persen pada akhir 2020.

Baca juga: Deretan Rumah Mewah yang Dilelang Online, Harga Tertinggi Rp 67 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com