Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Catat Pertumbuhan Ekonomi 1,6 Persen pada Kuartal I 2021

Kompas.com - 01/06/2021, 08:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber nikkei

NEW DELHI, KOMPAS.com - Biro statistik India melaporkan, pertumbuhan ekonomi negara tersebut mencapai 1,6 persen pada kuartal I 2021. Kondisi tersebut membaik dari kuartal III yang mengalami kontraksi sebesar 7,3 persen dan minus 24,4 persen pada kuartal II 2020.

Namun demikian, ekonomi masih terkontraksi sebesar -7,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I 2021. Kontraksi ekonomi yang cukup dalam itu dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 memorakporandakan negeri.

Mengutip Nikkei Asia, Selasa (1/6/2021), ekonomi India mencatat kontraksi pada kuartal II dan kuartal III tahun 2020, sebelum akhirnya mengalami ekspansi sebesar 0,5 persen pada kuartal IV 2020.

Baca juga: Pikir Ulang Target Pertumbuhan Ekonomi Triwulan Kedua 2021

Adapun pertumbuhan 1,6 persen pada kuartal I 2021 ini sedikit lebih baik dari perkiraan para analis di kisaran 1 persen.

"Angka (PDB terbaru) lebih baik dari yang diperkirakan pasar," kata Wakil Rektor Universitas Ekonomi Dr. B. R. Ambedkar School, Bangalore, N. R. Bhanumurthy.

Pada kuartal tersebut, pertumbuhan sedikit banyak ditopang oleh permintaan domestik.

Konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 2,7 persen, sementara pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi swasta dan publik meningkat lebih dari 10 persen.

"Kecuali pertambangan dan perdagangan, hotel (dan transportasi), sektor lain telah berjalan sangat baik pada kuartal I 2021," tutur dia.

Namun, negara Asia Selatan yang berpenduduk lebih dari 1,3 miliar orang ini sedang berjuang melawan gelombang kedua pandemi yang lebih menular dan mematikan.

Gelombang pandemi yang menjadi perhatian dunia tersebut telah mengaburkan prospek keuangan tahun ini. Pasalnya banyak pihak tak yakin, kapan tepatnya gelombang kedua pandemi di India bisa selesai.

Baca juga: RAPBN 2022, Pemerintah Patok Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2-5,8 Persen

"Jadi sulit untuk mencapai pertumbuhan dua digit yang telah diproyeksikan banyak orang sebelumnya, dan kami mungkin melihat pertumbuhan 7-8 persen pada tahun ini," ungkap Bhanumurthy.

Perkiraan pertumbuhan

Beberapa lembaga pemeringkat kredit telah memangkas perkiraan pertumbuhan PDB India untuk tahun fiskal 2021. Sebab, negara tersebut mengalami penguncian lokal yang dapat memperlambat aktivitas ekonomi pada kuartal II 2021.

Moody's Investors Service awal bulan ini misalnya, menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB menjadi 9,3 persen. Sebelumnya, Moody's memperkirakan pertumbuhan ekonomi mampu menembus level 13,7 persen.

Broker Jepang Nomura menurunkan proyeksi menjadi pertumbuhan 9,8 persen, turun dari proyeksi sebelumnya pada level 11,5 persen.

PBB dalam sebuah laporan menyebut, India sangat terpengaruh oleh gelombang kedua pandemi Covid-19 yang menyebar sangat brutal dan membebani sistem kesehatan masyarakat di sebagian besar negara tersebut.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Masih -0,74 Persen, Pemerintah Klaim Lebih Baik Dibanding Negara Lain

PBB lalu memproyeksi pertumbuhan ekonomi India hanya 7,5 persen untuk tahun ini, dan 10,1 persen untuk tahun 2022.

"Mengingat situasi yang berubah-ubah, prospek pertumbuhan India pada 2021 sangat rapuh," sebut laporan PBB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com