Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Window Dressing Saham: Definisi, Cara Kerja, Tips Ambil Untung

Kompas.com - 01/12/2021, 13:43 WIB
Nur Jamal Shaid,
Muhammad Idris

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comWindow dressing saham adalah istilah yang sudah tak asing lagi di kalangan investor pasar modal. Window dressing adalah momentum yang kerap ditunggu para investor di akhir tahun. 

Bagi investor pasar modal pemula, memahami istilah window dressing saham menjadi hal penting. Beberapa pihak menilai, pada musim window dressing saham bulan Desember menjadi peluang untuk mendapatkan cuan dari investasi saham.

Harga-harga saham pada window dressing saham biasanya menguat. Sehingga peluang investor untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih besar sangat terbuka.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Melemah di Sesi I Perdagangan

Definisi windows dressing saham

Lantas apa itu window dressing saham? Bagaimana fenomena window dressing terjadi dan berulang?

Dikutip dari Investopedia, Rabu (1/12/2021) window dressing adalah strategi mempercantik portofolio investasi yang dilakukan perusahaan maupun manajer investasi. Upaya ini dilakukan sebelum dipresentasikan kepada pemegang saham (investor) atau klien.

Dalam artian lain, window dressing adalah aksi yang dilakukan oleh perusahaan untuk memoles laporan keuangan mereka. Misalnya dengan menunda pembayaran kewajiban atau mencari cara untuk bisa melaporkan pendapatan lebih cepat dari yang seharusnya.

Menariknya, fenomena window dressing saham biasanya terjadi menjelang tutup buku atau pada kuartal akhir. Karena itu, tidak heran jika akhir tahun atau Desember menjadi bulan yang paling dinanti para investor. Mereka berharap mendapatkan cuan dari kenaikan sejumlah saham.

Baca juga: Erick Thohir Akan Pangkas Perusahaan BUMN dengan Pendapatan di Bawah Rp 50 Miliar

Meski window dressing saham sering berulang setiap tahun, namun tidak ada yang menjamin fenomena tersebut bakal terjadi kembali pada tahun selanjutnya. Biasanya, window dressing menjadi momentum bagi para investor berburu sejumlah saham.

Tahun 2021 ini, window dressing saham masih dalam suasana pandemi Covid-19. Bahkan, ada kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 akibat varian baru virus corona yang baru-baru ini diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Meski demikian, para investor yang akan masuk pasar saham pada momentum window dressing saham tahun ini tetap memiliki peluang untuk mendapatkan imbal hasil.

Baca juga: Selama Oktober 2021, Kunjungan Turis Asing Capai 151.032 Orang

Bagaimana Cara Kerja window dressing saham?

Setiap kuartal, para investor biasanya mendapat laporan kinerja dan daftar portofolio dari manajer investasi. Klien pun menggunakan laporan dari manajer investasi ini untuk mengelami imbal hasil dari investasi yang mereka lakukan.

Ketika kinerja dari portofolio kinerja investasi tak sesuai dengan yang diharapkan, manajer investasi melakukan window dressing, yakni dengan menjual saham yang sebelumnya dilaporkan mencetak kerugian lebih besar dan menggantinya dengan saham yang diperkirakan bakal menghasilkan imbal hasil lebih besar dalam jangka pendek.

Hal itu untuk memperbaiki kinerja keseluruhan portofolio dari manajer investasi yang bersangkutan.

Bentuk window dressing saham lainnya yakni investor memasukkan variasi saham yang sebenarnya tak sesuai dengan profil portofolio mereka.

Baca juga: Selama Oktober 2021, Kunjungan Turis Asing Capai 151.032 Orang

Window dressing saham, window dressing adalahKOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Window dressing saham, window dressing adalah

Tips cuan beli saham saat window dressing saham

Dikutip dari Kompas.com, Head of Online Trading Ciptadana Sekuritas Asia, Zabrina Raissa membagikan tips investasi saham bagi pemula. Tips ini juga berlaku pada momentum window dressing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com