Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahlil Ungkap Banyak Smelter di Indonesia Dimiliki Asing

Kompas.com - 16/02/2023, 22:33 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pabrik-pabrik pengolahan bahan tambang (smelter) yang ada di Indonesia dimiliki asing.

"Kita selama ini kan protes, kenapa smelter dari asing semua? IUP (izin usaha pertambangan) itu, izin-izin tambang sebagian besar milik Indonesia. Tapi untuk smelter, itu sedikit yang punya orang Indonesia," ungkapnya dalam konferensi pers, Kamis (16/2/2023).

Bahlil pun menjelaskan alasan pabrik smelter dikuasai asing lantaran bank-bank milik Indonesia belum tertarik untuk membiayai bisnis yang bergerak di industri pertambangan tersebut.

Baca juga: Wacana SpaceX Investasi di IKN, Bahlil: On The Track Semua

"Kenapa? karena perbankan kita yang belum terlalu penuh secara sungguh-sungguh membiayai pembangunan smelter. Smelter itu kan tidak bisa dibangun lewat APBN," kata dia.

"Kedua kenapa asing? karena asing itu bank asingnya yang dapat equity-nya 10 persen. Mereka punya teknologi. Akhirnya mereka bangun smelter di Indonesia, mengambil bahan baku dari Indonesia maka dari itu kita kolaborasi. Jadi keliru orang mengatakan kalau IUP ini kasih ke asing. Yang benar adalah smelternya asing," lanjut Bahlil.

Oleh karena karena itu kata dia, supaya smelter dikuasai pengusaha dalam negeri, perbankan di Indonesia diharapkan membenahi ekuitasnya agar bisa bersaing dengan bank-bank milik asing.

Baca juga: Realisasi Investasi Smelter Amman Mineral Capai 51 Persen pada Januari 2023


"Jadi kita punya keinginan bagaimana smelter ini milik Indonesia. Maka yang harus dilakukan segera melakukan relaksasi regulasi perbankan. Dan perbankan mau memberikan equity yang terjangkau. Jangan equity-nya 40 persen. Kalau bank asing cuma 10 persen," jelasnya.

Di Indonesia terdapat beberapa smelter yang dimiliki oleh investor asing yakni PT Virtue Dragon Industry, PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) yang merupakan perusahaan milik China.

Baca juga: Vale Bangun Proyek Smelter Nikel dengan Kapasitas Produksi 73.000 Ton per Tahun di Morowali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com