Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Dekati Rp 15.500, LPS: Sumbernya Bukan dari Fundamental Ekonomi RI

Kompas.com - 09/03/2023, 16:08 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai depresiasi nilai tukar rupiah saat ini murni akibat sentimen negatif pasar bukan karena fundamental ekonomi RI.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (9/3/2023), nilai tukar rupiah dibuka terdepresiasi ke level Rp 15.450 per dollar AS. Koreksi rupiah selaras dengan indeks dollar AS yang masih bergerak cenderung menguat.

Direktur Group Riset LPS Herman Saheruddin mengatakan, volatilitas nilai tukar rupiah itu akibat pasar merespons pernyataan Ketua The Federal Reserve Jerome Powell yang memberikan sinyal kenaikan suku bunga acuan yang agresif.

Baca juga: BI dan Bank of Korea Perpanjang BCSA, Transaksi Rupiah ke Won Tak Perlu Tukar Dulu ke Dollar AS

"Jadi dalam pertemuan FOMC dalam bulan Maret ini kemungkinan Fed masih tetap akan menaikkan bunga. Akhirnya itu membuat pasar valuta asing jadi volatile ya, in response to that," ujarnya dalam sebuah diskusi, Kamis (9/3/2023).

Padahal jika dilihat secara year to date (ytd) atau 1 Januari 2023 hingga kini, nilai tukar rupiah masih berada di level yang cukup kuat dan bahkan masih terapresiasi.

"Masih terapresiasi lho secara ytd walaupun kalau kita lihat secara month to date dari awal bulan lalu ya memang agak sedikit volatile," kata Herman.

Namun dia yakin melihat fundamental ekonomi RI yang cukup kuat, alasan pelemahan rupiah saat ini bukan bersumber dari fundamental ekonomi.

Pada 2022 ekonomi RI masih dapat tumbuh secara optimal di 5,31 persen. Kemudian cadangan devisa juga tercatat meningkat selama tiga bulan berturut-turut.

Artinya, Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter memiliki lebih banyak tenaga untuk bisa menopang pergerakan rupiah tetap stabil.

Dengan kondisi fundamental ekonomi RI yang masih cukup kuat ini, dia yakin mata uang rupiah akan terjaga solid dibandingkan mata uang negara lain yang juga menghadapi sentimen negatif dari The Fed.

"Jadi sebenernya volatility yang terjadi dalam beberapa hari ini itu adalah sumbernya dari sentimen bukan dari fundamental. Kalau kita believe in rupiah more, maka sentimen sentimen negatif tadi bisa dimitigasi," tukasnya.

Pada perdagangan di pasar spot hari ini, seperti dilansir Bloomberg, rupiah berhasil bangkit dan ditutup menguat tipis 0,03 persen di level Rp 15.433 per dollar AS.

Baca juga: Kian Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 15.500 per Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com