Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekerja dari Rumah atau Kantor, Mana yang Lebih Mendukung Karier?

Kompas.com - 05/06/2023, 11:12 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com – Perusahaan sering mengingatkan karyawannya bahwa bekerja secara langsung di kantor dapat memberikan pengembangan karier yang lebih baik bagi karyawan, terutama karyawan baru.

Namun, melanjutkan model kerja pasca Covid-19, saat ini banyak karyawan yang dapat melakukan pekerjaannya dari jarak jauh, dan ini menjadi sebuah keinginan dari banyak pekerja.

“Ada hal-hal yang hilang pada periode Covid-19,” kata Cali Williams Yost, pendiri dan CEO Flex+Strategy Group, mengutip CNN, Senin (5/6/2023).

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Gen Z Lebih Memilih Pekerjaan Lepas

Sebuah studi baru-baru ini oleh para ekonom di Federal Reserve Bank of New York, University of Iowa, dan Harvard University menemukan, meskipun bekerja jarak jauh dalam jangka pendek bisa meningkatkan hasil maksimal, namun hal ini dapat merugikan pekerja untuk pengembangan diri.

“Bekerja jarak jauh mengurangi kolaborasi dan pelatihan lebih banyak untuk pekerja junior,” tulis penelitian tersebut

“Pekerja seperti wanita muda, yang mungkin merasa kurang dilibatkan di perusahaan sejak awal, melihat penurunan yang sangat besar dalam kemampuan mereka untuk berkolaborasi dengan pekerja lain, dan sebagai tanggapan, mereka lebih sering berhenti,” lanjut para peneliti.

Para peneliti juga menemukan, pilihan satu pekerja untuk bekerja dari jarak jauh dapat mengurangi kolaborasi antara rekan kerja lainnya. Sementara itu, jika pekerja yang lebih senior memilih untuk bekerja dari jarak jauh dapat menurunkan keterampilan pekerja junior.

Namun, temuan semacam itu mungkin bukan merupakan hal yang salah terhadap sistem pekerjaan jarak jauh, melainkan ajakan bagi pemberi kerja untuk secara serius mempertimbangkan kembali cara melatih karyawan dengan lebih baik dan memupuk kolaborasi di dunia kerja yang lebih fleksibel.

Kate Lister, Presiden Global Workplace Analytics mengatakan, pemberi kerja perlu lebih berhati-hati dalam melatih dan membimbing karyawan baru mereka. Dengan memberikan pekerjaan secara offline, maka secara otomatis dapat memberikan manfaat pada karyawan baru mereka.

Berdasarkan analisis dari The Work Institute kepada lebih dari 200.000 karyawan AS, menemukan bahwa 38 persen karyawan yang meninggalkan perusahaan di tahun pertama dan 17,5 persen lainnya melakukannya di tahun kedua.

Berdasarkan usia, kira-kira seperempat karyawan berusia antara 20 dan 29 menyebutkan pengembangan karir merupakan alasan terbesar ketika mereka memilih untuk keluar dari pekerjaan, di sisi lain mereka bermasalah dalam menyeimbangkan kehidupan dan pekerjaan.

"Jika pemberi kerja ingin pekerjanya tidak mengajukan resign, mereka harus sengaja melakukan pendampingan baik di dalam maupun di luar kantor," ungkap Lister.

Baca juga: 10 Jenis Pekerjaan Kontrak yang Paling Banyak Dicari Perusahaan

Survei Fortune terbaru menemukan bahwa 34 persen dari CEO saat ini menginginkan para pekerjanya berada di kantor selama empat hari atau lebih dalam seminggu, sementara itu 40 persen lainnya menginginkan pekerjanya berada di kantor 3 hari seminggu.

“Terpaku pada ‘berapa hari seharusnya karyawan berada di kantor?’ adalah pendekatan yang salah. Satu ukuran tidak akan cocok untuk semua,” kata Yost.

Dia mengatakan, data hunian kantor di 10 kota besar di AS mengalami penurunan drastis dan, tepatnya bulan Februari karena tingkat karyawan yang bekerja dari rumah meningkat.

Sementara itu, survei online informal terhadap lebih dari 400 karyawan oleh perusahaan konsultan organisasi Korn Ferry menemukan mayoritas responden mengatakan bahwa bos mereka meminta pekerjanya kembali ke kantor, dimana 20 persen menginginkan 4-5 hari kerja dalam seminggu.

“Akan lebih baik, jika para pemimpin membiarkan masing-masing unit operasi dalam suatu organisasi memutuskan sendiri seberapa sering mereka perlu bertemu langsung,” ujar Yost.

Baca juga: Simak Mitos dan Fakta Seputar Rekrutmen Pekerjaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com