Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah CMNP Bermula dari Proyek Tol Anak Soeharto

Kompas.com - Diperbarui 13/06/2023, 21:22 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Pengusaha nasional Jusuf Hamka mengatakan negara melalui Kementerian Keuangan diharuskan membayar utang Rp Rp 179 miliar kepada PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP).

Utang tersebut, menurut klaim Jusuf Hamka, kini sudah membengkak menjadi sekitar Rp 800 miliar karena adanya bunga dan denda selama 25 tahun.

Utang tersebut bermula saat CMNP menyimpan uangnya dalam bentuk deposito di Bank Yakin Makmur atau Bank Yama, di mana bank tersebut dimiliki juga oleh Siti Hardiyanti Rukmana alias Tutut Soeharto. Sementara CMNP juga merupakan perusahaan jalan tol yang didirikan Tutut.

Bank tersebut kemudian ikut terimbas krisis moneter 1998 dan akhirnya mendapatkan suntikan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dari pemerintah.

Baca juga: Jejak Tutut di CMNP, Perusahaan yang Tagih Utang ke Pemerintah

Aliran dana BLBI dari negara itu kemudian sebagian dipakai untuk membayar para pemegang simpanan di bank tersebut. Namun untuk CMNP, pemerintah melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), menolak membayar ke CMNP. Alasannya, menurut BPPN, perusahaan jalan tol itu kepemilikan sahamnya terafiliasi dengan anak Tutut Soeharto.

Profil CMNP

Mengutip Laporan Tahunan CMNP dan keterangan dari Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan ini didirikan Tutut Soeharto pada 1987 sebagai yang bergerak di bidang usaha jalan tol atau BUJT.

CMNP juga tercatat sebagai perusahaan swasta pertama yang mengoperasikan jalan tol di Indonesia. Karena kala itu, usaha jalan tol masih dimonopoli oleh BUMN Jasa Marga.

Baca juga: Ajak Bertemu Sri Mulyani, Jusuf Hamka: Jangan Ada Dusta

Konsesi tol pertama yang didapat Tutut Soeharto dari pemerintah Orde Baru kala itu adalah Jalan Tol Wiyoto Wiyono yang merupakan tol layang pertama di Indonesia.

Jalan bebas hambatan ini menghubungkan Cawang dan Tanjung Priok. Tol ini kemudian selesai dibangun dan mulai beroperasi pada 1990.

Mengutip pemberitaan Harian Kompas yang terbit pada 27 Januari 1988, Tutut Soeharto menyebut kalau tol pertamanya ini merupakan kebanggaan perusahaannya dan diharapkan bisa bertahan hingga usia 40 tahun, bahkan lebih.

"Tetapi diharapkan dapat bertahan seumur hidup, asal jangan terjadi gempa bumi atau bencana alam berat lainnya yang sulit diperhitungkan," kata Tutut Soeharto kala itu.

Baca juga: Kisah Tommy Soeharto Berbisnis Mobil Timor hingga Tersandung BLBI

Pembangunannya menelan biaya sekitar Rp 291 miliar. Bahkan Presiden Soeharto meresmikan operasional jalan layang tol Cawang-Priok pada 9 Maret 1990.

Peresmian dilakukan di pintu gerbang Plumpang, Jakarta Utara. Jalan tol sepanjang 15,66 kilometer ini diberi nama Jalan Ir Wiyoto Wiyono. Wiyoto Wiyono merupakan seorang teknisi pembangunan jalan yang meninggal saat melaksanakan tugasnya.

Dari keuntungan yang didapat CMNP, Tutut kemudian terus mengembangkan jaringan bisnis jalan tolnya. Perusahaan ini terus menambah jumlah konsesi tol miliknya dan menjadikannya sebagai pemain utama di bisnis jalan tol.

Saham Tutut Soeharto di CMNP

Hingga saat ini, belum jelas bagaimana Tutut Soeharto maupun keluarganya yang mendirikan perusahaan tersebut kemudian tak lagi banyak berkiprah di CMNP, baik sebagai komisaris maupun direksi perusahaan.

Baca juga: Duduk Perkara Mbak Tutut Gugat 11 Pihak, Tuntut Ganti Rugi Rp 600 Miliar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com