Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkeu: Jangan Hanya Lihat Beban Utang Pemerintah dari Nominalnya

Kompas.com - 14/06/2023, 12:35 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai pembayaran bunga dan cicilan utang pemerintah terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menjadi perhatian banyak pihak, sebab negara dikhawatirkan akan menanggung beban utang yang lebih besar ke depan.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiyaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto mengatakan, beban utang pemerintah tidak dapat hanya dilihat dari nominalnya saja. Menurutnya, terdapat sejumlah aspek lain yang menentukan besarnya beban utang terhadap kas negara.

"Tentu untuk melihat beban kewajiban utang kita tidak hanya melihat dari sisi nominal," ujar dia dalam rapat dengar pendapat Komisi XI DPR RI, Selasa (13/6/2023).

Baca juga: Sri Mulyani Jawab Keraguan DPD soal Kemampuan Bayar Utang Pemerintah

Suminto menjelaskan, aspek-aspek yang perlu diperhitungkan untuk melihat beban utang terhadap kas negara meliputi, likuiditas, solvabilitas, vulnerabilitas, serta sustainibilitas.

Dari sisi vulnerabilitas, pemerintah membandingkan nominal pembayaran berkaitan dengan anggaran penerimaan dan belanja negara. Seiring dengan kenaikkan nominal pembayaran utang, anggaran penerimaan dan belanja negara juga terus mengalami pertumbuhan.

"Indikator itu menunjukkan perbaikan," kata Suminto.

Kemudian, dari aspek sustainibilitas atau keberlanjutan, pemerintah memperhatikan keseimbangan primer, yakni total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang. Indikator ini dinilai relatif terjaga. Sebagai informasi, pada April 2023 keseimbangan primer APBN mencapai Rp 374,3 triliun.

Baca juga: Perbedaan CMNP Jusuf Hamka dengan Grup Citra Milik Mbak Tutut

"Kita jaga keseimbangan primer kita, itu merupakan salah satu upaya menjaga sustainibilitas utang kita," ujar Suminto.

Lebih lanjut ia bilang, rasio pembayaran utang pemerintah juga terus mengalami perbaikan, selaras dengan produk domestik bruto (PDB) nasional yang terus meningkat. Oleh karenanya dengan melihat berbagai indikator itu, Suminto mengklaim, beban utang pemerintah masih terjaga.

"Terlepas dari nominal yang disampaikan tadi dari berbagai indikator yang saya sampaikan tadi posisi utang kita masih dalam posisi yang terjaga," ucapnya.

Baca juga: Kemenkeu Buat Klarifikasi, Utang Grup Citra Tak Terkait Jusuf Hamka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com