Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Triwulan I-2023, Investasi Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Capai Rp 33,78 Triliun

Kompas.com - 14/06/2023, 19:38 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan, kinerja investasi Industri kimia, farmasi, dan tekstil (IKFT) menunjukkan tren peningkatan.

Pelaksana Tugas (PLT) Direktur Jenderal IKFT Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito mengatakan, realisasi investasi IKFT mencapai Rp 106,12 triliun pada 2022 lalu atau naik sebesar Rp 66,50 triliun dibandingkan tahun 2021.

“Sampai dengan triwulan I-2023, investasinya mencapai Rp 33,78 triliun yang didominasi oleh industri bahan kimia, dan barang kimia sebesar Rp 16,29 triliun, kemudian industri karet, barang dari karet dan plastik sebesar Rp 4,50 triliun,” kata Warsito dalam keterangan tertulis melalui laman resmi Kemenperin, Rabu (14/6/2023).

Warsito mengatakan, kinerja positif IKFT turut membentuk capaian Indeks Kepercayaan Industri (IKI) menjadi fase ekspansi.

Baca juga: Kerry Investasi Rp 482 Miliar untuk Pabrik Perisa di Karawang

IKI merupakan indeks perspektif yang dihitung berdasarkan tiga variabel, yaitu pesanan, produksi, dan persediaan.

“IKI pada bulan Mei 2023 masih dalam level ekspansi sebesar 50,90,” ujarnya.

Warsito juga mengatakan, Industri kimia, farmasi, dan tekstil (IKFT) memberikan sumbangsih terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai 3,88 persen selama triwulan I tahun 2023.

"IKFT merupakan kelompok manufaktur yang turut mendapat prioritas pengembangan agar bisa menjadi penopang utama perekonomian Indonesia. Hal ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0,” tuturnya.

Warsito mengatakan, berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, terdapat tujuh sektor industri yang kinerjanya diyakini dapat memberikan kontribusi besar dalam perekonomian nasional.

Adapun dari ketujuh sektor tersebut, empat di antaranya merupakan binaan Ditjen IKFT, yakni industri tekstil dan pakaian, kimia, farmasi, dan alat kesehatan. Sedangkan, tiga sektor lainnya adalah industri makanan dan minuman, otomotif, dan elektronik.

“Dari sisi neraca perdagangan, secara kumulatif, nilai ekspor di sektor IKFT sepanjang tahun 2022 mencapai 53,97 miliar dollar AS, naik jika dibandingkan pada tahun 2021 yang hanya sebesar Rp 49,21 miliar,” ungkap Warsito.

Terakhir, Warsito mengatakan, sumbangsih sektor IKFT di triwulan I tahun 2023 dengan nilai pengapalan terbesar berasal dari industri kimia dan barang dari kimia yang mencapai 4,28 miliar dollar AS, disusul industri pakaian jadi (2,03 miliar dollar AS), industri kulit dan alas kaki (1,94 miliar dollar AS), industri barang karet dan plastik (1,68 miliar dollar AS),

Kemudian industri tekstil (934,72 juta dollar AS), industri bahan galian non logam (306 juta dollar AS), serta industri farmasi dan obat tradisional (175 juta dollar AS).

"Total nilai ekspor sektor IKFT selama tiga bulan pertama tahun ini menembus angka lebih dari 11,35 miliar dollar AS," ucap dia.

Baca juga: Toyota Investasi Rp 2,5 Triliun Produksi Yaris Cross di RI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTPN Jadi Bank Kustodian

BTPN Jadi Bank Kustodian

Rilis
Penanganan Stunting, Inflasi dan Kemiskinan Esktrem Harus Dilakukan Secara Terpadu

Penanganan Stunting, Inflasi dan Kemiskinan Esktrem Harus Dilakukan Secara Terpadu

Whats New
4 Tips Kelola Keuangan untuk Pasangan Modern

4 Tips Kelola Keuangan untuk Pasangan Modern

Whats New
Hingga 2040, Kebutuhan Gas untuk Pembangkit Listrik Diproyeksi Terus Meningkat

Hingga 2040, Kebutuhan Gas untuk Pembangkit Listrik Diproyeksi Terus Meningkat

Whats New
50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

Whats New
Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Whats New
LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

Whats New
Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Whats New
KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

Whats New
Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Whats New
Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Whats New
DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

Whats New
Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com