Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Maret 2024 Kita Sudah Bisa Lihat Harga Daging di Bawah Rp 100.000

Kompas.com - 16/08/2023, 12:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan mengatakan, pemerintah berupaya ingin menurunkan harga daging yang sekarang ini mencapai Rp 100.000 lebih, dengan cara mengimpor daging dari Brasil.

"Dengan demikian, kita melihat pada bulan Maret, saya tanya kemarin itu ke Pak Nasrullah dari Dirjen Peternakan dan juga investor-investornya, itu juga mungkin Maret 2024 kita sudah bisa melihat harga daging itu di bawah atau sekitar Rp 100.000," kata dia dikutip dari Instagram @luhut.pandjaitan, Rabu (16/8/2023).

"Syukur-syukur sudah bisa di bawah Rp 100.000, mungkin Rp 80.000-Rp 90.000 dan terus bertahap tentunya," lanjut Luhut.

Selama ini, Indonesia kerap impor daging dari Australia dan India. Daging di sana begitu mahal dan ketika dipasarkan di Tanah Air harganya melebihi Rp 100.000.

Baca juga: Luhut: Elon Musk Bakal ke Indonesia, Tertarik Bangun Internet Murah Starlink

"Kita selama ini hanya impor daging dari Australia, dan kemudian kerbau dari India sehingga harganya itu selalu di atas Rp 100.000. Tapi saya lapor Presiden, kalau kita datangkan dari 3 source ini, ya mestinya harga daging bisa di bawah Rp 100.000," ujar Luhut.

Jadi kata Luhut, ada tiga negara yang menjadi sumber penyaluran daging ke Indonesia yakni Australia, Afrika Selatan, dan Brasil. Selain itu, dia berharap masyarakat Indonesia bisa menikmati daging dengan harga yang terjangkau.

"Jadi kita ada source untuk nanti kita nanti impor, ada Australia, ada Afrika Selatan, ada Kenya, ada Brasil, ada juga nanti kalau daging kerbau dari Australia. Nah karena harganya murah, kita akan melihat rakyat lebih banyak makan daging. Kalau makan daging lebih banyak kan lebih sehat karena dia bisa membeli dengan harga Rp 75.000 atau Rp 80.000 daripada harga Rp 140.000," ucapnya.

Kekhawatiran Daging Impor Terkena PMK

Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini bilang tidak perlu khawatir dengan daging impor dan adanya isu penyakit kaki dan mulut (PMK). Karena selama pengiriman daging dari Brasil ke Indonesia akan melalui proses karantina.

Baca juga: Bertemu Elon Musk, Luhut Sebut Tesla Tunda Investasi di Indonesia

Luhut pun melihat langsung kapal pengiriman daging yang dijamin bakal terbebas dari penyakit tersebut.

"Isu mengenai penyakit mulut dan kuku, kalau kita impor dari sana dia akan karantina di darat selama 25 hari. Kemudian di kapal yang saya sudah lihat kapalnya itu pakai AC ternyata. Jadi 28 hari itu dari Brasil sampai di Indonesia itu juga karantina sebenarnya karena semua diberikan obat," jelasnya.

"Jadi kalau ada apa-apa ya dia akan di situ dan sampai di darat di Indonesia, akan dikarantina selama 25 hari lagi. Jadi sebenarnya kalau dari masalah penyakit kuku mulut mestinya sih tidak ada masalah," sambung Luhut.

Selain impor, lanjut Luhut, pemerintah juga bakal mengimpor sapi pejantan dan anak sapi dari Brasil untuk dikembangbiakan di Indonesia.

"Dari sana, kami sepakat bahwa yang di impor dari Brasil bukan hanya daging sapi saja, tetapi sapi pejantan dan anak sapi untuk dikembangbiakkan di dalam negeri agar kualitas peternakan sapi di Indonesia bisa semakin maju. Dengan begitu, Indonesia akan punya 3 sumber utama pemasok daging sapi, selain Australia dan India yang juga memasok kerbau ke Tanah Air," pungkasnya.

Baca juga: Luhut: Nilai Ekonomi Digital RI Bisa Tumbuh hingga 315 Miliar Dollar AS di 2030

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com