Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intip Peluang dan Strategi Investasi di Tahun Politik

Kompas.com - 07/09/2023, 15:39 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Memasuki semester II-2023 dan menjelang tahun politik, kinerja makroekonomi di Indonesia diperkirakan akan cukup tangguh. Di sisi lain, data menunjukkan bahwa nilai transaksi di pasar modal cenderung meningkat didorong oleh capital flow yang lebih besar dibandingkan dengan periode lainnya setahun menjelang periode pemilihan umum (pemilu).

Chief Economist & Macro Strategy BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Helmy Kristanto menjelaskan, dengan berlanjutnya tren disinflasi dan semakin banyak Bank Sentral yang memilih untuk menghentikan kebijakan kenaikan suku bunga, fokus utama akan tertuju pada pertumbuhan ekonomi.

“Dari sisi domestik, diperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga sampai dengan akhir tahun ini. Selanjutnya, periode pemilu akan mendukung konsumsi domestik, yang sejarahnya cenderung positif untuk pasar ekuitas dengan masuknya investor asing,” jelas Helmy dalam acara Market Outlook “Strategi Investasi Memasuki Tahun Politik” yang disampaikan dalam siaran pers, Kamis (7/9/2023).

Baca juga: Saham Evergrande Melonjak 70 Persen Usai Country Garden Mampu Hindari Gagal Bayar

Pengamat Politik, Prof. Burhanudin Muhtadi Ph.D. menilai, meskipun terjadi perlambatan, tapi Indonesia dianggap masih tangguh dibandingkan dengan ekonomi global dan beberapa negara tetangga di tengah sentimen tahun politik yang membayangi.

“Ekonomi sendiri diprediksi tumbuh positif di tengah ketidakpastian global mengingat kebijakan pemerintahan saat ini juga ditujukan untuk meningkatkan approval rating Presiden Jokowi yang nantinya sangat menentukan hasil pemilu,” kata Burhanudin.

Dia menjelaskan, jika Presiden Jokowi dapat mempertahankan kestabilan ekonomi, ini akan mendukung calon yang berafiliasi dengan beliau, sedangkan sebaliknya, jika beliau tidak dapat mempertahankan kestabilan ekonomi, akan mendukung calon yang cenderung berseberangan dengan beliau di Pemilu nanti.

Ia juga mengatakan, pada dasarnya pasar akan cenderung wait and see, namun setelah pemilu selesai perekonomian akan kembali normal siapa pun yang terpilih. Ditambah, situasi pandemi yang telah melemahkan perekonomian sebelumnya sudah berakhir yang akan memberi angin segar yang mendorong konsumsi masyarakat.

“Artinya hal ini akan memberikan sinyal positif terutama pada kelas menengah ke atas yang mulai meningkatkan konsumsi, terutama di bidang travel dan kuliner, sehingga akan diprediksi mendorong kestabilan ekonomi,” jelas Burhanudin.

Sementara itu, pengamat pasar modal Hans Kwee mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menunjukkan tren positif selama periode pemilu. Dia bilang, selama bulan dan tahun penyelenggaraan Pemilu, baik Pemilu Legislatif maupun Pemilihan Presiden, IHSG selalu menunjukkan tren kenaikan.

Hal ini juga diikuti oleh peningkatan jumlah uang beredar di masyarakat, yang dapat berasal dari berbagai program seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau Program Keluarga Harapan (PKH).

“Dengan kondisi ini, saham-saham yang terdorong adalah sektor konsumen dan sektor keuangan (finance). Harapannya, dengan strategi yang tepat dan berinvestasi di sektor yang tepat, kinerja investasi di tahun depan dapat meningkat,” jelas Hans.

Direktur Utama BRIDS Laksono Widodo menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan para nasabah, agar mendapatkan hasil terbaik dalam investasi. Melalui edukasi menjelang tahun politik, diharapkan nasabah dapat membuat keputusan yang lebih matang.

“Komitmen kami kepada nasabah dan investor tanah air untuk terus memberikan edukasi dan informasi yang dapat menjadi pertimbangan nasabah untuk mendapatkan hasil terbaik dalam berinvestasi dan mengelola keuangan di pasar modal,” ujar Laksono.

Baca juga: BRI Bakal Lakukan Aksi Korporasi, Lepas Saham BSI?

Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan, pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui kebijakan makro prudensial Bank Indonesia (BI) terus tumbuh kuat di tengah ketidakpastian global. Meskipun tantangan tidak mudah, namun perlu strategi yang tepat untuk berinvestasi di tahun politik.

"Meskipun akan ada tantangan-tantangan di depan, kita berharap bahwa dengan strategi yang tepat dan investasi yang bijak, kinerja investasi kita dapat menjadi lebih baik di tahun mendatang, dan kita harus tetap optimis,” kata Handayani

“Kami mendorong literasi dan edukasi, serta memperbanyak acara untuk memperkenalkan produk pasar modal secara luas kepada masyarakat. Hal ini bertujuan agar masyarakat mendapatkan edukasi, sebagai modal sebelum memutuskan untuk berinvestasi,” tegas Handayani.

Baca juga: 3 Tips Panen Cuan Saham Saat Momen Window Dressing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com