Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumarjo Gatot Irianto
Analis Kebijakan Utama Kementan

Analis Kebijakan Utama Kementerian Pertanian/Presiden Komisaris PT Berdikari (Persero)

Konsolidasi Pengelolaan Lahan Sawah

Kompas.com - 27/10/2023, 15:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NASIB petani dipastikan belum bisa beranjak berubah dalam waktu dekat. Tanpa terobosan yang mendasar, maka dipastikan nasib petani Indonesia akan terus memburuk, tidak berdaya dan semakin merana.

Paling tidak ada tiga faktor determinan penyebabnya: (a) biaya produksi semakin mahal, (b) produktivitas padi rendah, (c) tinggi intensitas dan frekuensi serangan hama dan penyakit.

Implikasinya, keuntungan usaha tani semakin tergerus, bahkan beberapa periode belakangan petani menderita kerugian akibat gagal panen/puso.

Kondisi inilah yang menjadi pemicu dan pemacu sebagian besar anak muda Indonesia kurang tertarik berprofesi petani padi. Dampaknya, mayoritas petani didominasi usia tua, miskin, dan teknologinya konvensional.

Kondisi ini menyebabkan pengembangan sistem usaha tani padi Indonesia, produktivitas dan daya saingnya rendah, miskin inovasi, makin terbelakang dan semakin tidak menentu masa depannya.

Secara kasat mata, petani terus mengalami kerugian dalam usaha taninya, maka mereka lebih memilih menjual lahannya untuk beralih ke usaha nonpertanian, daripada terus menerus merugi.

Pertanyaan mendasarnya, bagaimana mengatasi masalah esensial yang sangat komplek, dinamis dengan ketidakpastian tinggi? Konsolidasi pengelolaan lahan merupakan solusi fundamentalnya.

Konsolidasi pengelolaan lahan merupakan cara mengelola lahan dalam satu hamparan oleh suatu entitas bisnis yang dimiliki oleh pemilik sawah.

Lahan yang terfragmentasi oleh pematang sebagai batas kepemilikan, dikonsolidasikan dengan menggabungkan petakan (menghilangkan pematang), sehingga pengolahan tanah, tanam, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit lebih efisien, karena dapat dilakukan satu manuver untuk satu hamparan dengan drone maupun alat mesin pertanian.

Untuk memitigasi terjadinya konflik kepemilikan kemudian hari, maka batas kepemilikan lahan yang pematangnya dihilangkan diganti dengan patok di ujung dan ujung pematang yang dilengkapi dengan surat perjanjian bermeterai diketahui semua pihak di depan notaris.

Secara praktikal dan operasional, konsolidasi pengelolaan lahan berhasil diaplikasikan di desa Dalangan, kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah sejak 2014.

Reduksi signifikan biaya produksi padi

Melalui konsolidasi pengelolaan lahan, maka terjadi efisiensi penggunaan tenaga kerja manusia, karena secara praktis disubstitusi dengan alat mesin pertanian yang dalam sekali manuvernya lebih cepat dan efisien.

Implikasinya, kelebihan tenaga kerja petani dapat bekerja di unit produksi yang lain, seperti: pembuatan pupuk organik, usaha persemaian, pertenakan itik, domba, sapi, sehingga semua curahan tenaga kerjanya efisien dan produktif.

Berdasarkan hasil penelitian, biaya produksi padi per hektar untuk pertanian di Ngawi mencapai Rp 14,2 juta/hektare untuk ukuran lahan di bawah 1 hektare.

Selanjutnya jika lahannya dikonsolidasi pengelolaannya, maka biaya produksi usaha tani turun menjadi Rp 8,75 juta per hektare pada musim kemarau dan Rp 9,375 juta per hektare untuk musim hujan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com