Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Sebut Industri Asuransi Umum dan Reasuransi Belum Sehat

Kompas.com - 28/11/2023, 15:12 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menilai industri asuransi umum dan reasuransi belum sehat.

Ketua AAUI Budi Herawan menjelaskan, salah satu indikator yang dapat digunakan adalah dengan memperhatikan rasio hasil underwriting dan rasio beban usaha (operation expenditure/opex).

"Tidak sehat kalau saya kan indikatornya sudah pasti hasil underwriting belum bisa menutupi biaya opex," kata dia dalam konferensi pers Hasil Kinerja Industri Asuransi Umum dan Reasuransi Kuartal III-2023, Selasa (28/11/2023).

Baca juga: Premi Industri Asuransi Umum Tembus Rp 73,57 Triliun Per September 2023

Berdasarkan data AAUI, saat ini industri asuransi umum mencatat hasil underwriting sebesar 18,99 persen sampai kuartal III-2023. Hasil underwriting dapat disebut sebagai hasil premi yang telah dikurangi dengan biaya akuisisi, klaim dibayar, kenaikan atau penurunan cadangan klaim.

Sementara itu, rasio beban usaha industri secara keseluruhan tercatat 15,97 persen sampai periode yang sama.

Meskipun secara keseluruhan rasio beban usaha masih lebih kecil dari hasil underwriting, tetapi terdapat beberapa perusahaan terutama yang memiliki modal terbatas yang memiliki rasio beban usaha lebih dari 20 persen.

Baca juga: OJK Bakal Terbitkan Aturan Baru soal Asuransi Kredit, Ini Bocorannya

Adapun pertumbuhan hasil underwriting industri yang sebesar 18,99 persen tersebut disebut belum dapat menutup semua biaya operasional industri.

Budi mengungkapkan, penyehatan industri asuransi umum dan reasuransi dapat dimulai dengan menghentikan perang diskon dalam produk yang dipasarkan.

"Yang dirugikan penanggungnya sendiri kan, bukan tertanggung. Tertanggung diuntungkan terus," imbuh dia.

Baca juga: Wapres Ma’ruf Amin: Industri Asuransi Merupakan Bisnis Kepercayaan

Di tengah harga premi yang terus ditekan oleh pemain, kondisi ekonomi makro juga menambah tekanan dengan adanya inflasi.

AAUI sendiri telah mengusahakan transformasi dan reformasi di industri asuransi umum dan reasuransi. Namun, hasil dari upaya tersebut baru dapat terlihat pada 2024.

Untuk dapat membuat industri sehat Heri bilang, industri asuransi umum dan reasuransi perlu menekan biaya operasional dan meningkatkan hasil underwriting.

Baca juga: Tiga Pesan Wapres untuk Industri Asuransi Syariah

"Ini jadi concern. Kalau dari hasil investasi, alhamdulilah karena indikator investasi kita surat berharga walau ada batasan deposito juga masih kecil (imbal hasil) tapi bisa menghasilkan kontribusi," terang dia.

Lebih jauh Budi memaparkan, biaya operasional yang belum dapat ditutup oleh hasil underwriting membuat industri asuransi umum dan reasuransi bisa dibilang belum sehat.

"Industri asuransi (umum dan reasuransi) belum sehat, kami punya laba masih di-generate mostly oleh hasil investasi, Ini PR (pekerjaan rumah) kami juga," ungkap dia.

Baca juga: Minat Milenial dan Gen Z Beli Rumah Tinggi, Asuransi Properti Ikut Terdongkrak

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Statistik dan Riset Trinita Situmeang mengungkapkan, perusahaan diharapkan dapat memperbaiki hasil dari underwriting dan mendorong pendapatan (return earning).

"Yang akan meng-generate kenaikan dari ekuitas," ujar dia.

Selain hasil underwriting, industri asuransi umum dan reasuransi juga harus memaksimalkan hasil investasi untuk mendorong laba perusahaan. Sampai kuartal III-2023, rasio investasi industri asuransi umum berkisar 3,86 persen dan reasuransi 4,08 persen.

Baca juga: OJK Segera Pisahkan Asuransi Berdasarkan Jumlah Modal, Intip Aturannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com