Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerimaan Pajak Awal Tahun Turun, Sri Mulyani: Masih Cukup Positif

Kompas.com - 23/02/2024, 11:38 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penerimaan pajak negara pada awal tahun 2024 turun dibandingkan tahun lalu. Hal ini sebagaimana ditunjukan data APBN KiTa edisi Januari 2024.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, penerimaan pajak mencapai Rp 149,25 triliun atau 7,5 persen dari target APBN pada Januari tahun ini. Angka realisasi itu lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 162,3 triliun atau 9,4 persen dari target yang ditetapkan.

Meskipun demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerimaan pajak bruto sebenarnya masih berada dalam tren peningkatan. Tercatat penerimaan pajak bruto mencapai Rp 180,13 triliun.

Baca juga: Pemerintah Kantongi Rp 17,46 Triliun dari Pajak Digital hingga Januari 2024

"Kita lihat dari sisi penerimaan pajak bruto, trennya masih mengalami kenaikan. Jadi dalam hal ini, penerimaan pajak kita masih cukup positif, meskipun kita tahu bahwa tahun 2021-2022 pertumbuhan penerimaan pajak kita sangat tinggi," tutur dia, dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Januari 2024, Kamis (22/2/2024).

Adapun setoran pajak pada awal tahun utamanya ditopang oleh pajak penghasilan (PPh) non migas dengan nilai Rp 83,69 triliun. Nilai tersebut setara dengan 56,1 persen total penerimaan pajak.

Kemudian, setoran pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mencapai Rp 57,76 triliun. Lalu, setoran PPH migas mencapai Rp 5,99 triliun.

"Serta PBB dan pajak lainnya Rp 810 miliar atau 2,14 persen (dari target)," kata Sri Mulyani.

Jika dilihat berdasarkan aktivitas kegiatan ekonominya, bendahara negara mengungkapkan, realisasi penerimaan PPN dalam negeri dan impor masih menunjukan tren positif. Selain itu, tren positif juga ditunjukan oleh realisasi penerimaan PPH 21 yang mencapai Rp 28,3 triliun atau setara 18,9 persen.

Sementara dari sisi sektoral, kontribusi penerimaan pajak terbesar berasal dari sektor perdagangan dengan realisasi sebesar Rp 38,8 triliun atau setara 26,6 persen dari total penerimaan, disusul oleh sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan pertambangan.

"Jenis-jenis dari penerimaan pajak berdasarkan sektor ini menggambarkan bahwa seluruh sektor masih berkontribusi positif terhadap penerimaan pajak kita," ucap Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani Kembali Berikan Diskon Pajak Mobil Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com