Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Etanol yang Mau Dipakai Prabowo untuk Hapus Impor BBM

Kompas.com - Diperbarui 01/03/2024, 14:04 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Meski belum resmi terpilih menjadi pemenangan Pilpres 2024, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sudah ancang-ancang program yang akan dijalankannya seandainya dipastikan memimpin Indonesia nanti.

Prabowo akan mencanangkan Indonesia terbebas dari ketergantungan impor BBM dari luar negeri. Caranya dengan memanfaatkan potensi minyak nabati yang tumbuh subur di Tanah Air.

Menurut mantan Pangkostrad ini, banyak komoditas perkebunan yang bisa diolah menjadi minyak nabati pengganti bahan bakar fosil. Misalnya saja singkong yang bisa diubah jadi bensin, lalu minyak sawit yang diolah menjadi solar (diesel).

“Kita nanti green energy dan kita akan swasembada energi bensin, dari mana? Dari etanol, etanol dari mana? Dari tebu dan singkong,” beber Prabowo dikutip dari Antara, Jumat (1/3/2024).

Baca juga: Rencana Prabowo, Bikin Bensin dari Singkong, Ubah Sawit Jadi Solar

“Kita sudah bisa bikin B100, artinya biodiesel dari kelapa sawit 100 persen. Bisa kita bayangkan nggak? Kita tidak akan impor lagi solar dari luar negeri (impor BBM), karena kita punya produksi kelapa sawit sekarang 48 juta ton,” katanya lagi.

Apa itu etanol?

Sebagai informasi saja, etanol sendiri dikenal sebagai senyawa alkohol yang diproses dari bahan baku nabati menjadi bahan bakar, biasanya diperoleh melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme.

Sejatinya, sudah banyak negara termasuk Indonesia, yang menggunakan etanol sebagai subtitusi BBM (bioetanol). Hanya saja, etanol biasanya masih dicampurkan dengan bensin dari bahan bakar fosil.

Mengutip laman Pertamina, bahan bakar etanol digunakan sebagai alternatif yang dianggap lebih ramah terhadap lingkungan, karena bahan bakar etanol menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil.

Baca juga: Prabowo Berencana Stop Impor BBM, Mau Sulap Singkong Jadi Bensin

Etanol juga dapat membantu minimalisir ketergantungan terhadap sumber energi fosil yang sangat terbatas.

Sejarah penggunaan etanol untuk kendaraan

Etanol pertama kali digunakan secara massal sebagai bahan bakar lampu minyak pada abad ke-19. Pada masa ini, etanol dihasilkan dari hasil fermentasi bahan tanaman seperti tebu dan jagung.

Banyak penelitian dilakukan di banyak negara agar etanol bisa digunakan sebagai pengganti bensin dari fosil. Misalnya pada tahun 1860, Nicolas-Joseph Cugnot, seorang insinyur Prancis, mengembangkan mobil uap yang dapat berjalan dengan bahan bakar etanol.

Lalu pada tahun 1908, produsen mobil, Ford, juga sempat mengembangkan kendaraan berbahan bakar etanol. Meski demikian, perkembangan etanol sebagai pengganti bensin fosil seolah jalan di tempat.

Baca juga: Food Estate Era Soeharto dan Kerusakan Masif Hutan di Kalimantan

Baru pada tahun 1970-an, saat krisis minyak global akibat perang Arab-Israel, kemudian memicu pengembangan bahan bakar alternatif seperti etanol. Pemerintah Amerika Serikat memberikan insentif untuk meningkatkan penggunaan etanol sebagai bahan bakar.

Lalu pada tahun 2005, pemerintah Amerika Serikat meluncurkan program Renewable Fuel Standard (RFS) yang menargetkan penggunaan bahan bakar nabati, termasuk etanol, dalam jumlah yang lebih besar.

Dengan banyaknya penelitian dan aplikasinya pada kendaraan di banyak negara, tak membuat etanol bisa menggantikan dominasi bensin fosil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com