Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transaksi Kripto Sudah Tembus Rp 48,82 Triliun, "Halving Bitcoin" Jadi Pemicu

Kompas.com - 08/03/2024, 19:07 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai transaksi kripto telah mencapai Rp 48,82 triliun pada Januari 2024. Nilai ini sudah mencapai sekitar 33 persen dari total transaksi sepanjang tahun lalu Rp 149,25 triliun.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan tingginya angka transaksi kripto pada awal tahun ini disebabkan oleh minat masyarakat yang meningkat, didukung oleh regulasi yang lebih jelas serta sentimen-sentimen positif yang mendongkrak harga aset kripto. Tingginya angka transaksi kripto pun diproyeksi berlanjut.

"Total transaksi kripto tahun 2024 kemungkinan akan lebih besar dari pada tahun 2023. Saat ini saja total transaksi kripto di Indonesia sudah 33 persen dari tahun sebelumnya," tutur dia dalam keterangannya, Jumat (8/3/2024).

Baca juga: Harga Bitcoin Tembus Rp 1 Miliar, Indodax: Memicu Lahirnya OKB

Menurutnya sentimen halving Bitcoin menjadi salah satu katalis utama peningkatan transaksi kripto. Pasalnya, momentum yang membuat pasokan Bitcoin berkurang itu membuat investor merasa tidak ingin tertinggal, sehingga kembali menyerbu aset kritpo dengan kapitalisasi pasar terbesar tersebut.

"Adanya halving ini dapat menarik peningkatan minat dalam investasi kripto, sejalan dengan pola perilaku masyarakat yang dinamis dan cenderung mengikuti perkembangan teknologi," ujar Oscar.

Selain itu, dukungan dari regulator juga dinilai mendukung perkembangan peningkatan aset kripto di Indonesia. Oscar menyebutkan, kepastian hukum yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku otoritas pengawas kripto mulai 2025, membuat investor tidak lagi ragu menempatkan dananya di aset digital itu.

Baca juga: Kian Menguat, Harga Bitcoin Hampir Tembus Rp 1 Miliar

"Sebagai lembaga yang nantinya mengatur industri kripto Indonesia akan menggandeng otoritas dari berbagai negara seperti Singapura, Malaysia dan Dubai (Uni Emirat Arab) untuk menyempurnakan kerangka kebijakan pengaturan dan pengawasan aset keuangan digital, termasuk aset kripto," katanya.

Oleh karenanya, ia meyakini, peningkatan transaksi kripto bakal berlanjut ke depan. Oscar pun optimis, target transaksi kripto mencapai Rp 859,4 triliun yang dipatok oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dapat tercapai.

Di tengah tren kenaikan harga dan transaksi kripto, Oscar merekomendasikan kepada investor untuk tidak terfokus pada Bitcoin. Aset kripto jenis lain, seperti Ethereum, juga memiliki potensi bullish ke depan, sebagaimana yang terjadi pada periode halving sebelumnya.

"Fenomena ini menambah dinamika pasar kripto, memberikan opsi diversifikasi investasi bagi para pelaku pasar," ucapnya.

Baca juga: Harga Bitcoin dan Ethereum Diprediksi Lanjutkan Penguatan Bulan Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com