Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus Naik, Inflasi Turkiye Capai 68,5 Persen pada Maret 2024

Kompas.com - 04/04/2024, 13:41 WIB
Filipi Jhonatan Partogi Situmorang,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

ANKARA, KOMPAS.com - Inflasi Turkiye terus meningkat. Berdasarkan laporan BPS Turkiye, infalsi Maret 2024 mencapai 68,5 persen, naik dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 67,1 persen.

Dikutip dari CNBC Kamis (4/4/2024), harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat naik sebesar 3,16 persen dalam satu bulan terakhir.

Berbagai sektor mengalami kenaikan harga yang signifikan. Sektor pendidikan mengalami kenaikan tertinggi sebesar 13 persen, diikuti oleh sektor komunikasi dengan kenaikan 5,6 persen, dan sektor hotel, restoran, dan kafe sebesar 3,9 persen.

Baca juga: Harga Telur hingga Beras Meningkat, Inflasi Tercatat 0,52 Persen

Pada basis tahunan, sektor pendidikan juga mengalami inflasi biaya tertinggi sebesar 104 persen. Disusul oleh sektor hotel, restoran, dan kafe sebesar 95 persen, serta sektor kesehatan sebesar 80 persen.

Turkiye berupaya keras untuk menangani inflasi yang melonjak dengan menaikkan suku bunga. Bank Sentral Turkiye menaikkan suku bunga acuan dari 45 persen menjadi 50 persen pada akhir bulan Maret.

Salah satu penyebab utama dari inflasi yang tinggi adalah peningkatan besar-besaran dalam upah minimum yang diumumkan oleh pemerintah pada tahun 2024. Upah minimum naik 100 persen per bulan pada bulan Januari, dari periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kenaikan bulanan terkecil dalam tiga bulan dan menunjukkan bahwa dampak kenaikan upah minimum yang besar di bulan Januari mungkin sudah sebagian besar telah berlalu, hal ini masih jauh dari konsisten dengan inflasi satu digit yang coba diupayakan oleh para pembuat kebijakan. capai,” imbas Nicholas Farr, ekonom Eropa Capital Economics.

“Angka inflasi terbaru tidak banyak mengubah pandangan kami bahwa pengetatan moneter lebih lanjut akan terjadi dan upaya yang lebih terpadu untuk memperketat kebijakan fiskal juga diperlukan,” tambahnya.

Para ekonom memperkirakan bahwa peningkatan suku bunga lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengendalikan inflasi. Bank sentral Turkiye telah menaikkan kenaikan suku bunga delapan kali berturut-turut sejak Juni 2023 hingga Januari 2024.  Total kenaikan suku bunga acuan bank sentral Turkiye mencapai 3.650 basis poin.

Meskipun ada harapan bahwa inflasi bulan Maret menunjukkan penurunan kecepatan, namun masih jauh dari target pemerintah untuk mencapai inflasi satu digit. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan perlunya tindakan lebih lanjut baik dari sisi kebijakan moneter maupun fiskal.

Kondisi politik di Turkiye juga memengaruhi kebijakan ekonomi. Hasil pemilihan lokal pada bulan Maret menunjukkan penurunan dukungan terhadap partai yang berkuasa. Ini menambah ketidakpastian atas kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh pemerintah ke depannya.

"Hasil pemungutan suara menimbulkan ketidakpastian politik dan menimbulkan keraguan apakah Presiden Recep Erdogan akan tetap pada kebijakan ortodoks yang tidak populer," ujar Bartosz Sawicki, seorang analis pasar di perusahaan fintech Conotoxia.

Baca juga: Inflasi Turkiye Meroket 67,07 Persen, Harga Pangan Kian Melambung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com