Harga Bahan Pokok Rabu 17 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

JAKARTA, KOMPAS.com - Daftar harga bahan pokok hari ini, Rabu 17 April 2024 di tingkat nasional mengalami kenaikan untuk beberapa bahan.

Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com dari panel harga Badan Pangan Nasional, harga cabai rawit merah per kilogram hari ini mengalami kenaikan Rp 3.340 atau 6,23 persen dibandingkan kemarin, yakni dari Rp 50.280 menjadi Rp 53.620. Kepulauan Riau menyumbang kenaikan tertinggi, di mana harga cabai rawit merah hari ini dipatok Rp 100.000 per kilogram.

Harga hari ini mengalami penurunan sebesar Rp 4.680 atau 8,73 persen dibandingkan harga tertinggi minggu lalu, yakni sebesar Rp 58.300. Kemudian jika dibandingkan bulan lalu, harga cabai rawit merah hari ini mengalami penurunan sebesar Rp 12.590 atau 23,48 persen dibanding harga tertinggi bulan lalu, yakni sebesar Rp 66.210.

Baca juga: Info Pangan 16 April 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Naik, Cabai Turun

Harga telur ayam ras per kilogram juga mengalami kenaikan sebesar Rp 3.320 atau 9,76 persen dibandingkan kemarin, yakni dari Rp 30.680 menjadi Rp 34.000. Kenaikan tertinggi terjadi di Papua Tengah, dengan banderol harga total Rp 78.770 per kilogram.

Harga hari ini mengalami kenaikan sebesar Rp 1.850 atau 5,44 persen dibandingkan harga tertinggi minggu lalu, yakni sebesar Rp 32.150. Kemudian jika dibandingkan bulan lalu, harga telur ayam ras hari ini mengalami kenaikan sebesar Rp 1.730 atau 5,09 persen dibanding harga tertinggi bulan lalu, yakni sebesar Rp 32.270.

Baca juga: ID Food Pastikan Stok Pangan Aman, Masyarakat Diimbau Tak Khawatir dan Tetap Belanja Bijak

Daftar kenaikan harga pangan pokok

Berikut harga pangan yang mengalami kenaikan dalam satu hari terakhir:

• Harga ikan bandeng naik dari Rp 33.750 menjadi Rp 36.790 per kilogram.
• Harga jagung tk peternak naik menjadi Rp 9.420 per kilogram dari sebelumnya Rp 7.910.
• Kenaikan harga dari Rp 39.350 menjadi Rp 40.610 per kilogram terjadi pada daging ayam ras.
• Harga kedelai biji kering (impor) naik menjadi Rp 14.400 per kilogram dari sebelumnya Rp 13.250.
• Harga garam halus beryodium naik menjadi Rp 12.560 per kilogram dari sebelumnya Rp 11.590.
• Kenaikan harga dari Rp 43.220 menjadi Rp 44.040 per kilogram terjadi pada bawang putih bonggol.
• Harga ikan tongkol naik dari Rp 32.840 menjadi Rp 33.530 per kilogram.
• Kenaikan harga dari Rp 10.590 menjadi Rp 11.230 per kilogram terjadi pada tepung terigu (curah).
• Harga gula konsumsi naik dari Rp 17.970 menjadi Rp 18.560 per kilogram.
• Kenaikan harga dari Rp 13.450 menjadi Rp 13.930 per kilogram terjadi pada tepung terigu kemasan (non-curah).
• Kenaikan harga dari Rp 17.940 menjadi Rp 18.320 per liter terjadi pada minyak goreng kemasan sederhana.
• Harga beras medium naik dari Rp 13.870 menjadi Rp 14.170 per kilogram.
• Harga beras premium naik dari Rp 16.030 menjadi Rp 16.310 per kilogram.
• Harga minyak goreng curah naik menjadi Rp 16.000 per liter dari sebelumnya Rp 15.890.

Baca juga: Bansos Beras Lanjut Setelah Juni? Jokowi: Saya Tidak Janji

Daftar penurunan harga pangan pokok

Sementara itu, bahan pangan lainnya mengalami penurunan. Harga cabai merah keriting per kilogram mengalami penurunan paling tajam, yakni 4,97 persen atau turun Rp 2.140 dibanding kemarin, yakni dari Rp 45.220 menjadi Rp 43.080. Penurunan tertinggi terjadi di Sumatera Utara, dengan banderol harga total Rp 24.000 per kilogram.

Harga hari ini mengalami penurunan sebesar Rp 14.690 atau 34,10 persen dibandingkan harga tertinggi minggu lalu, yakni sebesar Rp 57.770. Kemudian jika dibandingkan bulan lalu, harga cabai merah keriting hari ini mengalami penurunan sebesar Rp 24.650 atau 57,22 persen dibanding harga tertinggi bulan lalu, yakni sebesar Rp 67.730.

Berikut harga pangan yang mengalami penurunan dalam satu hari terakhir:

• Harga bawang merah turun menjadi Rp 45.200 per kilogram dari sebelumnya Rp 47.000.
• Harga ikan kembung turun menjadi Rp 36.780 per kilogram dari sebelumnya Rp 37.730.
• Harga daging sapi murni turun dari Rp 136.910 menjadi Rp 136.830 per kilogram.

Baca juga: Lewat Program Mitra Tani, Bulog Dorong Produksi Beras Digenjot