Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Kompas.com - 23/04/2024, 16:20 WIB
Filipi Jhonatan Partogi Situmorang,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) global mengalami pergeseran signifikan dalam lima tahun terakhir. Dinamika politik dan ekonomi memainkan peran penting dalam mengubah lanskap investasi.

Adapun di Indonesia, tahun ini, pemilu presiden di Indonesia menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi aktivitas pasar modal, dengan penurunan signifikan pada kuartal pertama 2024.

Meskipun begitu, terdapat harapan bahwa pasar IPO Indonesia akan pulih di akhir tahun, seiring dengan prediksi optimistis dan pergeseran fokus ke sektor teknologi.

Baca juga: BUMN PT INTI Targetkan IPO pada 2025

Ilustrasi saham. Ilustrasi obligasi. Ilustrasi pasar modal. Perbedaan saham dan obligasi.SHUTTERSTOCK/THAPANA STUDIO Ilustrasi saham. Ilustrasi obligasi. Ilustrasi pasar modal. Perbedaan saham dan obligasi.

Volume IPO global pada kuartal pertama 2024 turun 7 persen, namun pendapatan justru naik 7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Amerika Serikat juga menunjukkan kinerja yang kuat setelah mengalami masa suram pada tahun 2022, sedangkan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, menghadapi tantangan dengan aktivitas IPO yang menurun.

Pasar IPO di Asia Tenggara hanya menghasilkan 38 transaksi dengan total Rp 16.219 triliun. Angka ini turun dari 51 transaksi yang menghasilkan Rp 22.712 triliun pada kuartal I 2023.

Indonesia meluncurkan 20 IPO pada kuartal I 2024, mengumpulkan total Rp 3,64 triliun. Meskipun ini mencerminkan penurunan sebesar 73 persen dalam pendapatan dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu, masih ada alasan untuk optimis.

Baca juga: BEI Ungkap Masih Ada 17 Perusahaan Antre IPO

EY Indonesia Strategy and Transactions Partner, Reuben Tirtawidjaja menjelaskan, penurunan ini sesuai dengan ekspektasi karena pemilu presiden (pilpres) yang berlangsung pada bulan Februari 2024 lalu. 

“Penurunan total pendapatan sebesar 73 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Hasil ini sejalan dengan ekspektasi pasar, mengingat pemilihan presiden Indonesia yang berlangsung pada bulan Februari tahun ini dan aktivitas pasar modal cenderung melambat pada periode tersebut,” ujar Reuben dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (23/4/2024). 

Meskipun begitu, Indonesia tetap menjadi pasar IPO dengan kinerja terbaik di Asia Tenggara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com