Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Firdaus Putra, HC
Komite Eksekutif ICCI

Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), Sekretaris Umum Asosiasi Neo Koperasi Indonesia (ANKI) dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Asta Cita Ketiga Prabowo, Koperasi Alat Pemerataan dan Swasembada

Kompas.com - 05/06/2024, 07:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM bukunya, “Strategi Transformasi Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045, Indonesia Menjadi Negara Maju dan Makmur”, Presiden Terpilih Prabowo Subianto menguraikan rancangan besar bagaimana membangun Indonesia ke depan.

Buku dan gagasan-gagasan kunci itu beredar luas dan didiskusikan berbagai kalangan. Spektrum isunya sangat luas, salah satunya soal koperasi di Tanah Air.

Tak mengherankan bila koperasi menjadi salah satu topik utama. Sebab dalam apa yang disebut sebagai Asta Cita atau 8 butir cita-cita, koperasi salah satunya.

Pada butir ketiga, Prabowo menulis, “Melanjutkan pengembangan infrastruktur dan meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif serta mengembangkan agro-maritim industri di sentra produksi melalui peran aktif koperasi”.

Dalam butir ketiga itu, Prabowo membawa koperasi ke dalam medan pembangunan nasional dengan amplitudo yang luas.

Dalam pandangannya, koperasi harus berperan aktif pada beberapa sektor di atas sebagai kunci pembangunan ekonomi.

Mengapa Prabowo memiliki pendangan semacam itu? Dan bagaimana kemungkinan mewujudkannya?

Asas Benar

Dalam visinya, koperasi merupakan alat pemerataan dan swasembada. Seperti yang ia nyatakan, “Koperasi adalah alat pemerataan. Koperasi adalah alat untuk memperkuat yang lemah. Karena itu, peran koperasi dalam ekonomi kita harus digalakkan lagi”.

Sangat benar, operating system koperasi memungkinkan pemerataan dilakukan melalui skema kepemilikan bersama (co-ownership). Turunan dari kepemilikan bersama itu adalah bagaimana hasil usaha didistribusikan secara adil.

Di sub bab koperasi, Prabowo memberi contoh, “Saya mau bicara soal produksi dan distribusi pupuk. Pupuk dibuat oleh pabrik milik negara. Yang bikin pabrik pupuk itu uang rakyat. Modal kerjanya uang rakyat. Tapi, begitu pupuk dihasilkan, dan didistribusi, distributornya perusahaan swasta. Kalau zaman Orde Baru, tidak. Yang distribusi pupuk adalah koperasi, koperasi unit desa (KUD)”.

Masih menurutnya, “Jadi, kita harus kembali ke fundamental, ke asas-asas yang benar. Ini barang rakyat, pabrik rakyat, dibangun dengan uang rakyat, modal kerja dari APBN, uang rakyat. Distribusinya harus juga oleh rakyat. Yaitu melalui koperasi dan melalui Pemerintah kalau perlu”.

Dan pada aliena berikutnya, Prabowo menulis, “Selain jadi alat pemerataan, koperasi juga bisa jadi motor swasembada pangan kita. Namun untuk itu harus ada pengerahan, tenaga, pikiran, usaha yang sangat sungguh-sungguh”.

Ihwal produksi dan distribusi pupuk hanya contoh, bagaimana pergerakan ekonomi rakyat, berpusat pada koperasi.

Sebagai formula, hal itu terbukti sukses di banyak negara. Yang terdekat di Jepang, Korea Selatan, India, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Artinya, bila koperasi belum maju di Indonesia, yang salah bukan formulanya. Namun implementasi berikut ekosistem pendukungnya. Arahan Presiden Terpilih tepat, “kita harus digalakkan lagi”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Whats New
PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

Whats New
BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

Whats New
OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

Whats New
Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Earn Smart
Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Whats New
10 Kota Termahal di Dunia untuk Ekspatriat, 2 Ada di Asia

10 Kota Termahal di Dunia untuk Ekspatriat, 2 Ada di Asia

Whats New
High-speed Sleeper Train Perdana Beroperasi di Hong Kong, Segini Harga Tiketnya

High-speed Sleeper Train Perdana Beroperasi di Hong Kong, Segini Harga Tiketnya

Whats New
Menakar Kemungkinan BTN Syariah Alihkan Haluan Akuisisi ke Bank Victoria Syariah

Menakar Kemungkinan BTN Syariah Alihkan Haluan Akuisisi ke Bank Victoria Syariah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com