Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Tren Pelemahan Rupiah dan IHSG, Ada Apa dengan Ekonomi Indonesia?

Kompas.com - 20/06/2024, 09:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian Indonesia sedang dihadapkan pada dua tantangan utama, yakni tren pelemahan rupiah dan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sebulan belakangan.

Di satu sisi, nilai tukar rupiah diproyeksi bisa makin jatuh ke level Rp 16.800 per dollar Amerika Serikat (AS). Bila tidak ada intervensi, bukan tidak mungkin rupiah bakal terjerembap lebih dalam.

Saat ini, nilai tukar rupiah telah berada di level psikologis Rp 16.400 per dollar AS.

Sementara itu, dalam sebulan terakhir IHSG telah mengalami pelemahan yang cukup dalam, atau sekitar 6,4 persen. IHSG yang semua berada di level 7.000-an, harus turun ke level 6.000-an.

Baca juga: Ekonom: Pelemahan Rupiah Pengaruhi Laju Pertumbuhan Pasar Saham

Lantas, apakah dua hal tersebut saling terkait? Apa yang akan terjadi kalau kondisi ini terus terjadi?

Kepala Ekonom PT Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, dollar AS dalam sepekan memang tercatat kembali menguat terhadap mata uang global, baik mata uang negara maju maupun negera berkembang, termasuk rupiah.

"Penguatan dollar AS didorong oleh shifting ke aset safe-haven di tengah gejolak yang sedang berlangsung dalam aset-aset Eropa, menjelang pemilihan parlemen Perancis di akhir bulan," kata dia kepada Kompas.com, Rabu (19/6/2024).

Baca juga: Dollar AS Terus Tekan Rupiah, Ini Penyebabnya Menurut Ekonom

Selain dari faktor global, pelemahan rupiah juga dipengaruhi kabar soal kenaikan rasio utang pemerintah berikutnya meskipun belum dapat bisa dikonfirmasi sumbernya.

Kebijakan belanja pemerintah ke depan dikhawatirkan cenderung lebih ekspansif sehingga defisit ekonomi cenderung dapat meningkat tajam.

Josua menekankan, pelemahan nilai tukar rupiah memang dapat memengaruhi pergerakan IHSG.

"Pelemahan nilai rupiah akan berpotensi memengaruhi emiten atau perusahaan yang mengimpor bahan baku dengan biaya yang lebih tinggi sehingga berpotensi menurunkan margin keuntungan dari perusahaan," kata dia.

Baca juga: Rupiah Tembus Rp 16.400 Per Dollar AS, Waktunya BI Kerek Suku Bunga?

 


Selain itu, pelemahan rupiah juga berpotensi mendorong keluarnya investor asing dari pasar saham domestik untuk menghindari risiko valuta asing, yang bisa mengakibatkan penurunan harga saham di IHSG.

Seiring dengan itu, pelemahan rupiah juga berpotensi mendorong imported inflation yang pada akhirnya memengaruhi tingkat inflasi nasional.

Dalam waktu bersamaan, hal ini juga akan memengaruhi daya beli konsumen dan kinerja perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa.

Josua menilai, perkembangan di pasar keuangan domestik saat ini dipengaruhi oleh sentimen dari pasar keuangan global.

"Oleh karena itu, tekanan pada nilai tukar rupiah dan pasar keuangan domestik diperkirakan akan cenderung sementara," terang dia.

Baca juga: Rupiah Tembus Rp 16.300 Per Dollar AS, Gubernur BI Sebut Depresiasi Sangat Rendah

Halaman:


Terkini Lainnya

Setoran Pajak dan Cukai Lesu, Penerimaan Negara Turun jadi Rp 1.123,5 Triliun per Mei 2024

Setoran Pajak dan Cukai Lesu, Penerimaan Negara Turun jadi Rp 1.123,5 Triliun per Mei 2024

Whats New
Allianz Hadirkan Produk Asuransi Flexi Medical, Apa Manfaatnya?

Allianz Hadirkan Produk Asuransi Flexi Medical, Apa Manfaatnya?

Earn Smart
2 Perusahaan Eropa Batal Investasi di Sonic Bay, Ini Kata Anak Buah Bahlil

2 Perusahaan Eropa Batal Investasi di Sonic Bay, Ini Kata Anak Buah Bahlil

Whats New
HSBC Andalkan 3 Pilar untuk Fokus Layani Nasabah, Apa Saja?

HSBC Andalkan 3 Pilar untuk Fokus Layani Nasabah, Apa Saja?

Whats New
Babak Baru Perkara Arsjad Rasjid vs Ahli Waris Krama Yudha, Kuasa Hukum Ajukan Kasasi, MAKI Buka Suara

Babak Baru Perkara Arsjad Rasjid vs Ahli Waris Krama Yudha, Kuasa Hukum Ajukan Kasasi, MAKI Buka Suara

Whats New
Sri Mulyani Beberkan Penyebab Rupiah Tertekan

Sri Mulyani Beberkan Penyebab Rupiah Tertekan

Whats New
Konsisten Kembangkan UMKM, Sampoerna Gelar Pesta Rakyat untuk UMKM Indonesia

Konsisten Kembangkan UMKM, Sampoerna Gelar Pesta Rakyat untuk UMKM Indonesia

Whats New
Bantuan Pangan Dilanjutkan sampai Desember 2024, Presiden: Hitung-hitungan APBN Bisa...

Bantuan Pangan Dilanjutkan sampai Desember 2024, Presiden: Hitung-hitungan APBN Bisa...

Whats New
Jatuh Bangun Neneng, Bangun Usaha Makanan dan Pakaian Usai Pandemi Covid-19

Jatuh Bangun Neneng, Bangun Usaha Makanan dan Pakaian Usai Pandemi Covid-19

Whats New
Melalui Program Kesatria, Petani di OKI Berhasil Panen Padi Gogo di Lahan Sawit

Melalui Program Kesatria, Petani di OKI Berhasil Panen Padi Gogo di Lahan Sawit

Whats New
Mengenal Singkatan ATM dalam Bahasa Inggris

Mengenal Singkatan ATM dalam Bahasa Inggris

Whats New
Komitmen Lestarikan Lingkungan, PLN Sediakan Mesin Daur Ulang Sampah di Lingkungan Kantor

Komitmen Lestarikan Lingkungan, PLN Sediakan Mesin Daur Ulang Sampah di Lingkungan Kantor

Whats New
Adakah Cara Mengetahui PIN ATM dari Buku Tabungan?

Adakah Cara Mengetahui PIN ATM dari Buku Tabungan?

Spend Smart
APBN Defisit Rp 21,8 Triliun, Ini Penyebabnya

APBN Defisit Rp 21,8 Triliun, Ini Penyebabnya

Whats New
Big Tech Monopoli Ekosistem Digital, Pemerintah Diminta Intervensi Lewat Regulasi

Big Tech Monopoli Ekosistem Digital, Pemerintah Diminta Intervensi Lewat Regulasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com