Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Bank Besar Cetak Pertumbuhan Laba, Ini Pendorongnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Investor saham bank-bank berkapitalisasi pasar besar alias big banks tengah menanti laporan kinerja kuartal II tahun 2024.

Laporan tersebut akan menjadi sentimen penting yang memengaruhi pergerakan saham bank-bank besar setelah mengalami tren penurunan panjang sejak pertengahan Maret 2024 lalu.

Empat bank besar telah merilis laporan keuangan bulanan hingga Mei 2024. Dari sisi perolehan laba sepanjang lima bulan pertama, Bank Central Asia Tbk (BBCA) tampil menjadi jawara dengan pertumbuhan sebesar 11,64 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Lalu, disusul Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan pertumbuhan 8,83 persen dan Bank Mandiri Tbk (BMRI) meningkat 6,4 persen. Sedangkan Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) hanya naik 1,51 persen.

Melansir RTI, Minggu (30/6), saham-saham bank besar sudah mulai bergerak naik sejak pekan lalu.

Pada penutupan perdagangan Jumat (28/6), BBCA ditutup menguat 1,79 persen ke level Rp 9.925. Dalam sepekan sudah naik 8,47 persen, namun masih turun 4,56 persen dari level tertingginya sepanjang masa yang dicapai pada 14 Maret lalu.

Saham BMRI ditutup menguat 2,5 persen ke level Rp 6.150 dan dalam sepekan sudah naik 6,03 persen. Hanya saja, masih terkoreksi sebesar 18 persen dari posisi all time high yang dicapai pada pertengahan Maret 2024 lalu.

Adapun, saham BBRI naik 3,14 persen pada penutupan perdagangan pekan lalu ke level Rp 4.600, sehingga dalam sepekan sudah menguat 4,31 persen. Tetapi, koreksinya dari level harga tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada Maret masih mencapai 28,6 persen.

Sedangkan BBNI sudah meningkat 2,87 persen sepekan terakhir ke level Rp 4.660, namun masih turun 25,44 persen dari level harga tertingginya.

Jika dirinci, pertumbuhan laba BBCA menjadi Rp 21,63 triliun dalam lima bulan pertama tahun ini didorong oleh peningkatan pendapatan operasionalnya.

BBCA berhasil mencetak pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp 30,99 triliun atau meningkat 6,86 persen secara tahunan. Pendapatan non bunganya tumbuh 8,98 persen ke level Rp 9,62 triliun, dimana fee based income menyumbang Rp 7,11 triliun.

Pertumbuhan pendapatan operasional tersebut mampu menutupi peningkatan biaya provisi bank ini. Beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) bank ini pada lima bulan pertama tahun ini mencapai Rp 1,72 triliun, meningkat 28,5 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Adapun laba bersih Bank Mandiri secara bank only dalam lima sebesar Rp 19,62 triliun, tumbuh 6,4 persen didorong peningkatan pendapatan operasional dan juga adanya penurunan beban provisi.

Pendapatan bunga bersih BMRI tumbuh sebesar 5,28 persen menjadi Rp 30,4 triliun. Pendapatan non bunga juga naik sebesar 2,44 persen menjadi Rp 11,71 triliun, dimana fee based income menyumbang Rp 6,64 triliun atau tumbuh 9,4 persen secara tahunan.

Adapun, beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) bank ini pada lima bulan pertama tahun ini mencapai Rp 4,05 triliun, turun 4,2 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Laba BBRI mencapai Rp 21,9 triliun. Laba bank ini masih tumbuh meskipun beban provisinya naik signifikan. Penopangnya, pendapatan operasionalnya naik tinggi, terutama pendapatan non bunga yang mencapai Rp 21,7 triliun tau meningkat 38,3 persen. Pendapatan bunga bersihnya naik 5,49 persen jadi Rp 45,8 triliun.

Sementara beban provisinya mencapai Rp 17,8 triliun, meningkat 31,2 persen dari lima bulan pertama tahun 2023.

Adapun, laba BBNI hanya tumbuh tipis menjadi Rp 8,5 triliun. Beban provisi bank ini sebetulnya turun 20 persen jadi Rp 2,8 triliun dan pendapatan non bunganya tumbuh 14,1 persen jadi Rp 8,2 triliun.

Namun, penurunan pendapatan bunga bersihnya sebesar 10 persen jadi hanya Rp 15,2 triliun menahan laju pertumbuhan labanya.

Dari sisi kredit, big banks cukup ekspansif. Bank Mandiri jadi jawaranya dengan outstanding kredit per Mei 2024 tumbuh sebesar 19,39 persen secara tahunan.

Kemudian disusul BBCA dengan peningkatan sebesar 15,9 persen. Sementara BBRI dan BBNI masing-masing tumbuh 10,68 persen dan 12,61 persen. (Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk) 

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul 4 Bank Besar Kompak Cetak Pertumbuhan Laba, Ini Pendorongnya

https://money.kompas.com/read/2024/06/30/200949226/4-bank-besar-cetak-pertumbuhan-laba-ini-pendorongnya

Terkini Lainnya

Stasiun MRT Jakarta Glodok dan Kota Telah Tersambung

Stasiun MRT Jakarta Glodok dan Kota Telah Tersambung

Whats New
Kemenhub Ungkap Tantangan Kelola 112 Terminal Bus Tipe A, dari Lokasi Tak Strategis hingga Sepi Peminat

Kemenhub Ungkap Tantangan Kelola 112 Terminal Bus Tipe A, dari Lokasi Tak Strategis hingga Sepi Peminat

Whats New
Presiden Tinjau Pompanisasi di Bone, Petani Bersyukur Terhindar Kekeringan

Presiden Tinjau Pompanisasi di Bone, Petani Bersyukur Terhindar Kekeringan

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Tembus 8,6 Juta Orang pada Semester I 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Tembus 8,6 Juta Orang pada Semester I 2024

Whats New
Dapat PMN 2024 Rp 1,5 Triliun, Pelni Akan Beli 3 Kapal Baru

Dapat PMN 2024 Rp 1,5 Triliun, Pelni Akan Beli 3 Kapal Baru

Whats New
Prabowo-Gibran Harus Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,6 Persen pada 2025

Prabowo-Gibran Harus Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,6 Persen pada 2025

Whats New
Kementerian ESDM Ungkap Sulitnya Kembangkan Energi Panas Bumi

Kementerian ESDM Ungkap Sulitnya Kembangkan Energi Panas Bumi

Whats New
Pemerintah Masih Bahas Wacana Produk China Dikenakan Bea Masuk 200 Persen

Pemerintah Masih Bahas Wacana Produk China Dikenakan Bea Masuk 200 Persen

Whats New
Indodana Targetkan Panen Transaksi di Jakarta Fair 2024

Indodana Targetkan Panen Transaksi di Jakarta Fair 2024

Whats New
Pembangunan Rampung Tahun Ini, Kemenhub akan Operasikan Terminal Tipe A Demak Dan Air Sebakul Pada 2025

Pembangunan Rampung Tahun Ini, Kemenhub akan Operasikan Terminal Tipe A Demak Dan Air Sebakul Pada 2025

Whats New
Ekonom Minta Prabowo-Gibran Tak Belanja Ugal-ugalan, Ada Apa?

Ekonom Minta Prabowo-Gibran Tak Belanja Ugal-ugalan, Ada Apa?

Whats New
Utang Jatuh Tempo Rp 3.745 Triliun, Ekonom: Imbangi dengan Kapasitas Penerimaan Negara!

Utang Jatuh Tempo Rp 3.745 Triliun, Ekonom: Imbangi dengan Kapasitas Penerimaan Negara!

Whats New
Sampah di Daerah Bisa Diolah Jadi Biomassa untuk Cofiring PLTU

Sampah di Daerah Bisa Diolah Jadi Biomassa untuk Cofiring PLTU

Whats New
IHSG dan Rupiah Menguat pada Penutupan Perdagangan Hari Ini

IHSG dan Rupiah Menguat pada Penutupan Perdagangan Hari Ini

Whats New
YLKI Dorong Pemerintah Sosialisasi Aturan Baru Pelabelan Risiko BPA pada Air Galon Bermerek

YLKI Dorong Pemerintah Sosialisasi Aturan Baru Pelabelan Risiko BPA pada Air Galon Bermerek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke