Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi China Sentuh Titik Terendah dalam 27 Tahun

Kompas.com - 15/07/2019, 12:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

BEIJING, KOMPAS.com - China melaporkan data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2019. Dari data disebutkan pertumbuhan ekonomi China mencapai 6,2 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II 2019, terendah dalam 27 tahun.

Lesunya data pertumbuhan ekonomi ini merupakan dampak perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CNBC, Senin (15/7/2019), angka pertumbuhan ekonomi tersebut sejalan dengan ekspektasi para analis pada jajak pendapat Reuters. Pun realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan 6,4 persen pada kuartal I 2019.

Capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2019 tersebut merupakan yang terendah sejak kuartal I 2019. Adapun sepanjang semester I 2019, pertumbuhan ekonomi China mencapai 6,3 persen (yoy).

Baca juga: Terimbas Tarif dari AS, Ekspor dan Impor China Anjlok

Biro statistik China menyatakan, perekonomian negara tersebut mengalami situasi yang kompleks, yakni meningkatnya ketidakpastian eksternal. Tidak hanya itu, ekonomi China juga menghadapi tekanan penurunan baru dan akan berupaya meyakinkan adanya pertumbuhan ekonomi yang solid.

Sebagai informasi, perang dagang dengan AS yang terjadi selama berbulan-bulan memberatkan ekonomi China.

"Ketidakpastian yang disebabkan perang dagang AS-China adalah faktor penting dan kami pikir ini akan terus terjadi, meski ada gencatan senjata terkait (penerapan) tarif, " kata Tom Rafferty, ekonom di The Economist Intelligence Unit.

Baca juga: Negosiasi Perdagangan AS dan China Kembali Berlanjut

Rafferty menuturkan, kalangan bisnis masih skeptis bahwa AS dan China akan mencapai kesepakatan dalam skala besar. Mereka pun memandang ketegangan perdagangan masih akan memanas lagi.

Vishnu Varathan, kepala ekonom Asia dan Oseania di Mizuho Bank menyebut, lesunya pertumbuhan ekonomi China pada kuartal II 2019 dapat menyebabkan guncangan di seluruh Asia.

"(Ini terjadi) apabila perlambatan itu menyebabkan kekhawatiran mengenai ketegangan perdagangan," ujar Varathan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi Jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi Jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com