Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Saham Berguguran akibat Corona, tetapi Warren Buffett Tetap Berinvestasi

Kompas.com - 27/02/2020, 07:33 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Forbes

JAKARTA, KOMPAS.com - Wabah virus corona telah membuat pelaku saham khawatir. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga saham-saham di pasar saham yang berguguran dalam dua hari terakhir lantaran investor melakukan aksi jual saham mereka secara besar-besaran.

Namun demikian, Warren Buffett mengatakan, membeli saham artinya untuk melihat kemajuan sebuah perusahaan dalam waktu 20 hingga 30 tahun ke depan, dan proyeksi kinerja perusahaan dalam jangka waktu tersebut tidak akan berubah karena wabah virus corona.

"Kami membeli bisnis untuk dimiliki dalam 20 hingga 30 tahun ke depan," ujar Buffett, seperti dikutip Forbes, Kamis (27/2/2020).

Baca juga: Warren Buffett Lebih Suka Membayar secara Tunai, Apa Alasannya?

"Kami membelinya secara utuh maupun dalam beberapa bagian, dan kami pikir prospek 20 atau 30 tahun ke depan tidak akan berubah karena virus corona," lanjut dia.

Saat ini total kekayaan bersih orang terkaya ketiga di dunia itu mencapai 87,5 miliar dollar AS. Dia juga masih menjabat sebagai pimpinan sebuah perusahaan investasi Berkshire Hathaway dengan kapitalisasi pasar sebesar 543 miliar dollar AS.

Pria yang memiliki sebutan "Peramal dari Omaha" itu telah memimpin perusahaannya sejak 1964.

Di dalam suratnya kepada para pemegang saham perusahaan serta dalam wawancara dengan CNBC, Buffett menjelaskan bahwa saham memberikan return jangka panjang secara keseluruhan yang lebih besar jika dibandingkan dengan obligasi.

Terutama pada masa seperti saat ini, ketika yield obligasi sama atau lebih rendah dibanding yield dividen saham.

Buffett pun mereferensikan pandangannya dari buku Edgar Lawrence Smith yang berjudul Common Stocks as Long Term Investment (1924).

"Dia mengatakan, jika yield dari saham adalah 4 persen dan yield obligasi 4 persen, itu yang dia katakan saat itu, performa saham akan melebihi obligasi karena ada laba ditahan yang lebih besar dari hasil itu," jelas dia.

Maksud Buffett, jika Anda dibayar dividen oleh sebuah perusahaan atau mendapatkan bayaran bunga dari obligasi, saat jatuh tempo obligasi, Anda hanya mendapatkan bunga dan pokoknya.

Keuntungan investasi saham

Namun, dengan saham, Anda masih memiliki perusahaan tersebut sampai dengan waktu yang Anda inginkan. Jika bisnis perusahaan kompetitif, dijalankan oleh manajemen yang cakap, dan harga yang Anda dapatkan ketika membeli perusahaan di harga yang wajar, valuasi pasar dari kepemilikan saham Anda seharusnya lebih besar dari investasi awal yang dilakukan.

"Kami tidak menjadi kaya dengan dividen yang kami terima, meski kami bahagia menerimanya," ujar Buffett.

"Namun, kami menjadi kaya karena fakta bahwa laba ditahan (dividen yang tidak dibagikan oleh perusahaan) digunakan untuk membangun sumber daya baru untuk perusahaan," ujar dia.

Baca juga: Warren Buffett Sebut Bitcoin Sama dengan Racun Tikus

Di dalam suratnya, Buffett pun meminta pemegang saham untuk melakukan top up saham di perusahaannya, lantaran Bershire Hathaway telah membukukan laba sejak pertama kali berdiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com