Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelian Gula Dibatasi, Karena Panic Buying atau Stok Kurang?

Kompas.com - 17/03/2020, 19:22 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Satgas Pangan Polri telah melakukan sejumlah langkah menjaga ketersediaan bapokting dan komoditas pangan lainnya di tengah merebaknya kasus virus corona. Begitu pun kelancaran distribusinya.

Untuk menjamin ketersediaan, Satgas meminta ketua asosiasi ritel dan stakeholder terkait membatasi pembelian bahan pokok, salah satunya gula. Pembelian gula dibatasi maksimal hanya 2 kilogram.

Menanggapi hal itu, Dewan Penasehat Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Tutum Rahanta menilai, pembelian gula yang dibatasi bukan hanya terjadi karena panic buying, tapi karena gula memang sudah mengalami kekosongan akibat minimnya pasokan.

Baca juga: Gula Langka di Pasaran, Harga Melonjak hingga Rp 17.000 per Kilogram

"Tapi di balik itu, gula ini bukan karena orang panic buying karena corona kan, tapi memang terjadi kekosongan karena gula ini pasokannya enggak ada," kata Tutum kepada Kompas.com, Selasa (17/3/2020).

"Jadi case-nya jangan dicampur aduk. Satu masalah pembatasan, yang kedua gula memang ada masalah tersendiri karena kekosongan," lanjutnya lagi.

Menimbulkan Curiga

Dia menuturkan, pembatasan gula justru bisa membuat konsumen curiga. Gula yang saat ini harganya telah melonjak sekitar Rp 18.000 hingga Rp 19.000 di pasaran, masih terus melonjak jauh di atas harga normal.

Sedangkan pembatasan pembelian bahan pangan biasanya terjadi dalam harga normal. Tutum kemudian menyamakannya dengan permintaan masker. Sama seperti gula, harga masker terus melonjak karena kurang suplai disamping tingginya permintaan.

"Justru orang curiga. Ini karena memang pembelian panic buying atau pemerintah memang tidak punya stok? Kan gula sekarang menyangkut harga, bukan stok lagi. Pembatasan beli itu dalam keadaan harga normal," terang Tutum.

Untuk mencegah spekulasi di kalangan masyarakat muncul, Tutum meminta pemerintah menyiapkan suplai gula yang cukup. Selain untuk mematahkan spekulasi warga, suplai gula yang cukup membuat harganya bisa jauh lebih murah.

"Orang mau spekulasi enggak mungkin. Kalau Anda cukup barang, enggak mungkin spekulasi. Kalau masker akhirnya orang spekulasi karena enggak ada pasokannya," pungkasnya.

Langka

Sebelumnya diberitakan, harga gula pasir melonjak di tengah merebaknya kabar mulai langkanya komoditas tersebut di beberapa daerah.

Biasanya gula pasir dijual sekitar Rp 12.000 - Rp 14.000 per kilogram, namun kini menjadi Rp 14.000 - Rp 16.000 per kilogram, bahkan mencapai Rp 20.000/kg.

Menteri Perdagangan ( Mendag), Agus Suparmanto menyampaikan, untuk menyikapi kenaikan harga langkah antisipasi yang dilakukan adalah dengan melakukan operasi pasar khususnya gula dan bawang putih.

"Kalau nanti menjelang ini ada kebijakan yang merelaksasi kebijakan impor apabila dengan penanganan minggu ini belum juga. Nanti kita lebih relaksasikan lagi kebijakan impornya," ujar Agus seperti dikutip dari laman Setkab, Sabtu (14/3/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Earn Smart
Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com