JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo telah memprediksi pertumbuhan ekonomi RI per kuartal dalam berbagai skenario, salah satunya skenario berat akibat dampak virus corona (Covid-19).
Skenario dikategorikan berdasarkan lamanya durasi penyebaran virus. Kategori skenario berat sendiri bila durasi puncak penyebaran virus berlangsung hingga Juni-Juli. Sedangkan skenario sangat berat bila penyebaran berlangsung hingga September.
Dalam skenario berat, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 sebesar 4,7 persen. Kemudian menukik drastis sebesar 1,1 persen pada kuartal II 2020.
"Itu adalah skenario berat yang kemudian kita bahas dan sepakati bersama dan menjadi acuan respons apa yang kemudian diperlukan," kata Perry dalam konferensi video, Kamis (9/4/2020).
Baca juga: Moodys Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2020 Terendah Sejak 1998
Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi berangsur pulih pada kuartal III sebesar 1,3 persen dan kuartal IV sebesar 2,4 persen. Sepanjang 2020, pertumbuhan ekonomi diprediksi tak lebih rendah dari 2,3 persen.
Untuk memastikan itu, Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan akan terus menyiapkan langkah-langkah agar pertumbuhan ekonomi RI 2020 setidaknya mampu mencapai 2,3 persen.
Caranya dengan menyejajarkan kebijakan moneter dengan stimulus fiskal hingga akhirnya membuat defisit fiskal melebar jadi 5,07 persen dari PDB. Sebab, ada tambahan belanja fiskal sebesar Rp 405,1 triliun untuk biaya kesehatan, biaya pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi.
"Kita dengan berbagai policy, pertumbuhan ekonomi kita upayakan tidak akan lebih rendah dari 2,3 persen PDB maupun di sektor keuangan termasuk nilai tukar," ungkapnya.
Baca juga: Imbas Corona, Pertumbuhan Ekonomi Singapura Diprediksi Cuma 0,6 Persen
Adapun skenario berat merupakan hasil pembahasan bersama antara BI, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, dan Ketua Dewan Komisioner LPS, Halim Alamsyah.
Saat itu, pihaknya mengumpulkan data dan beragam informasi, salah satunya dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang disampaikan Menkeu Sri Mulyani kepadanya.
"Berdasarkan info dari satgas diperkirakan memang puncak covid-19 mencapai Juni-Juli. Sebelumnya masa darurat 29 Mei. Itu mendasari skenario berat, yang menghasilkan 2,3 persen pertumbuhan 2020," jelas Perry.
Baca juga: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2020, Ini Kata Sri Mulyani
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.