Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkeu Nilai Pelonggaran PSBB Tak Serta Merta Dorong Perekonomian

Kompas.com - 04/06/2020, 20:33 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mulai memperkenalkan skema tatanan hidup baru atau new normal. Untuk wilayah DKI Jakarta, pemerintah daerah mulai memerkenalkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi mulai hari ini, Kamis (4/6/2020).

Dengan PSBB transisi ini, pemerintah mulai melonggarkan beberapa kegiatan, seperti membuka restoran hingga pusat-pusat perbelanjaan secara bertahap dengan syarat-syarat tertentu.

Namun demikian, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, pelonggaran PSBB tak serta merta mampu menggerakkan perekonomian yang sempat terhenti akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Baca juga: Ada Tapera, Penyaluran KPR BTN Bisa Makin Kencang

"Mayoritas dari aktivitas perekonomian yang membutuhkan mobilitas, terutama sektor perdagangan, pabrik. Kalau mereka tergantung pada mobilitas, sudah pasti pembatasan yang masih ada tidak akan membuat kelonggaran PSBB ini kembali berjalan normal," ujar Febrio ketika memberikan penjelasan pada video conference.

"Mungkin masih jauh," sambung dia.

Febrio pun menjelaskan, meski perlahan Jakarta mulai menerapkan PSBB yang lebih longgar, hal serupa belum tentu terjadi pada wilayah lain.

Bahkan mungkin saja daerah lain baru mulai menerapkan PSBB.

Baca juga: Imbas Corona, Penyelesaian LRT Jabodebek Molor

"Ini yang kami antisipasi masalah Covid-19 ini belum akan selesai. Dengan adanya new normal ini juga tidak akan seragam di seluruh Indonesia. PSBB juga tidak seragam," kata Febrio.

Untuk itu, pemerintah pun memperkirakan dampak pandemi virus corona berisiko menyebabkan perekonomian RI tumbuh negatif pada kuartal II tahun ini.

Sebelumnya, pada kuartal I tahun ini pun, realisasi pertumbuhan ekonomi RI sudah jauh lebih rendah dari kondisi normal. Jika rata-rata pertumbuhan ekonomi di kondisi normal sebesar 5 persen, perekonomian RI hanya bisa tumbuh sebesar 2,97 persen pada kuartal I-2020,

"Kuartal II ini kita lihat masih tumbuh negatif. Cuma pertanyannya, seberapa negatif? Tampaknya ini mungkin tidak sedalam yang kita bayangkan. Tapi tetap akan cukup negatif," ucapnya.

Baca juga: 5 Negara Ini Akan Ikut Laporkan Harta WNI di Luar Negeri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com