Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Mengenal Perilaku "Compulsive Shopping Disorder"| Menjadi Konsumtif yang Bijak | Hindari Bahaya Bisphenol pada Struk Belanja

Kompas.com - 08/03/2021, 13:18 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Shopping merupakan suatu kegiatan yang sangat menyenangkan, siapapun pasti tidak akan menolak untuk melakukan kegiatan ini.

Apalagi kalau promo dan potongan yang ditawarkan menggiurkan sekali, alih-alih hemat malah jadinya kalap.

Sebelum kamu kalap dan menyesali isi dompetmu terkuras habis karena perilaku konsumtif, ada baiknya nih kamu kelola pola konsumsi bijak dengan menjaga pola keuanganmu tanpa harus mengorbankan kebutuhan, kemudahan maupun kenyamanan.

Jangan sampai obsesi kamu yang berlebihan membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan hanya karena diskon atau promo, membuatmu mengalami Compulsive Shopping Disorder.

Apalagi sampai ditambah kebiasaan mengoleksi struk belanjaan dalam jangka waktu yang lama di dompet. Ternyata hal tersebut tidak disarankan karena dapat mengganggu kesehatan.

Oleh karena itu, untuk mencegah maupun mengatasi perilaku compulsive buying disorder hingga menghilangi kebiasaan menyimpan struk belanja dikarenkan berbahaya bagi kesehatan.

Silakan simak 3 konten kurasi Kompasiana berikut ini:

1. Ciri Para Pelaku "Compulsive Shopping Disorder" Beserta Tips untuk Mengontrol Perilaku Ini

Di era digital seperti sekarang ini, kegiatan belanja menjadi lebih mudah. Tinggal pencet dan scroll ke atas dan ke bawah pada layar handphone, kamu sudah dapat mendapatkan barang yang diinginkan. Nampak praktis, bukan?

Namun kamu perlu waspada, keasyikan yang berlebihan dan kontrol impuls yang buruk dengan berbelanja dapat menyebabkan kamu berpeluang mengalami Compulsive Shopping Disorder?

Lantas seperti apa perilaku Compulsive Shopping Disorder dan bagaimana mencegah hal itu terjadi? (Baca selengkapnya)

2. Menjadi Konsumtif yang Bijak, Memang Bisa?

Pola hidup konsumtif tak bisa dilepaskan dari gaya hidup modern yang serba praktis. Seperti halnya mata uang, gaya hidup konsumtif dapat memberikan kenikmatan dan kepuasan. Namun, hal tersebut juga dapat mempengaruhi finansial jika tidak dikendalikan dengan baik.

Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif seseorang yang tanpa disadari akhirnya menjadi kebiasaan hingga membentuk karakter yang sulit untuk diubah apalagi dihilangkan.

Lalu, jika sudah terlanjur konsumtif, apakah kebiasaan ini dapat diubah? (Baca Selengkapnya)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com