Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benci Produk Luar Negeri Dinilai Datangkan Investasi, Kok Bisa?

Kompas.com - 14/04/2021, 10:44 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyebut, benci produk luar negeri yang digaungkan Presiden RI Joko Widodo saat membuka rapat kerja mampu menurunkan pengangguran.

Dia menilai, ajakan itu bisa meningkatkan investasi dalam negeri dan meningkatkan rekrutmen tenaga kerja baru sehingga pengangguran akan menurun.

"Pendapatan masyarakat secara agregat tentu akan meningkat dan kemiskinan tentu akan menurun, sehingga amanat konstitusi dan tujuan kita untuk menyejahterakan rakyat akan bisa tegak dan terwujud dengan baik," kata Anwar kepada Kompas.com, Rabu (14/4/2021).

Baca juga: Kemenperin: Ada Gap 2,5 Juta Tenaga Kerja Industri pada 2024

Namun, rencana besar Presiden itu perlu komitmen tinggi dari para menterinya. Komitmen diperlukan lantaran rencana presiden mencintai produk dalam negeri bisa diwujudkan.

Belum lama ini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, 17 dari 45 item yang diimpor Indonesia senilai 17 miliar dollar AS atau Rp 225 triliun bisa diproduksi di dalam negeri.

Sementara saat ini, belanja modal dana barang Indonesia saat ini mencapai Rp 1.300 triliun per tahun dengan 45 item impor sebesar 34 miliar dollar AS.

"Hal ini tentu tidak boleh kita sia-siakan. Kita harus dorong secara bersungguh-sungguh karena kalau dana sebesar itu bisa diinvestasikan untuk memproduksi barang-barang tersebut, dapat menciptakan lapangan kerja yang cukup besar," ucap Anwar.

Anwar menyebut, banyaknya lapangan yang menyerap tenaga kerja mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga menambah jumlah uang yang beredar. Jumlah uang yang beredar berarti daya beli masyarakat meningkat.

Baca juga: Apindo: Lapangan Kerja Sempit, Tenaga Kerja yang Terserap Tak Sampai 20 Persen

Dunia usaha kata Anwar, akan meningkatkan produksinya untuk memenuhi permintaan sehingga perekonomian nasional bisa kembali bergerak.

"Bila keadaan semacam ini bisa kita wujudkan maka pemerintah tentu akan mendapat hasil dan keuntungan berupa peningkatan pendapatan dari setoran pajak," papar dia.

Oleh karena itu, peluang ini jelas perlu dikawal sehingga potensinya bisa termanfaatkan dengan baik. Pandemi Covid-19 menjadi peluang bagi Indonesia untuk memajukan perekonomiannya, seiring dengan maraknya tantangan.

"Realisasi potensi menciptakan multiplier effect yang besar. Kalau itu bisa terjadi, maka ekonomi rakyat dan perekonomian nasional bisa kembali menggeliat dan tumbuh serta berkembang dengan dinamis," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com