Investasi ini dinilai cocok untuk jangka panjang karena underlying dari reksa dana pendapatan tetap adalah obligasi.
Baca juga: Apa Itu Leasing dan Contohnya?
Sementara untuk reksa dana campuran, di tahun ini pergerakannya cenderung mixed karena berada di antara reksa dana pendapatan tetap dan campuran.
Sehingga, imbal hasilnya bergantung komposisinya, apakah banyak ke saham, obligasi, atau deposito.
Jika semuanya menarik, bagaimana cara investor memilih instrumen reksa dana yang tepat? Hal apa yang perlu dipertimbangkan dalam memilih manajer investasi di reksa dana ?
Menurut Budi, beberapa hal yang tidak kalah penting menjadi pertimbangan investor selain imbal hasil yang tinggi adalah reputasi perusahaan, fund fact sheet, kinerja pengelolaan, benchmark, dan asset under management (AUM).
“Untuk pemula, saran saya adalah dengan melihat performance reksa dana adalah dalam lima tahun, bagaimana pengelolaannya secara jangka panjang dan juga kepercayaan nasabah yang tercermin dari AUM,” tutur dia.
Baca juga: Apa Itu Biaya Provisi pada KPR Bank?
Meski terdapat keuntungan, bukan berarti investasi reksa dana adalah tanpa risiko. Seperti halnya wahana investasi lainnya, di samping mendatangkan berbagai peluang keuntungan, reksa dana pun mengandung berbagai potensi risiko.
Risiko pertama adalah berkurangnya nilai unit penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portofolio reksa dana tersebut.
Selanjutnya, risiko kedua adalah terkait likuiditas. Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya.
“Manajer investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut,” tulis BEI dalam keterangannya.
Adapun risiko ketiga yakni wanprestasi. BEI menyebut risiko ini merupakan risiko terburuk.
Risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Baca juga: Apa Itu Depresiasi dan Bagaimana Cara Menghitungnya?
Hal-hal itu seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan reksa dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) reksa dana.
Dilihat dari portfolio investasinya, reksa dana dapat dibedakan menjadi reksa dana pasar uang (money market funds), reksa dana pendapatan tetap (fixed income funds), reksa dana saham (equity funds), dan reksa dana campuran (discretionary funds)
Reksa dana pasar uang (money market funds) hanya melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
Adapun reksdana pendapatan tetap (fixed income funds) melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang.