Mundurnya kontribusi sumur baru karena keterlambatan eksekusi kegiatan pengeboran pada akhirnya membuat gap 3.900 bph, sementara mundurnya proyek onstream beberapa lapangan membuat gap 800 bph.
Selain itu disebabkan pula dengan adanya tantangan unplanned shutdown atau penghentian fasilitas produksi secara tidak terencana yang membuat terjadinya gap 6.100 bph.
Kendati demikian, lanjut Dwi, pihaknya tetap berupaya untuk meningkatkan produksi dan lifting minyak di sisa tahun ini. Hal itu dilakukan dengan penambahan program kerja yakni bor, workover dan well services yang targetnya mampu menambah minyak 3.500 bph.
Lalu optimasi produksi dari penerapan teknologi dengan skema no cure no pay yang targetnya dapat menambah 800 bph. Sedangkan dari debottlenecking dan pengurasan stok diharapkan bisa mendapat 2.400 bph.
"Sehingga ke depannya diharapkan ada bertambah 6.700 bph dari program upaya fill the gap tahun ini," tutup Dwi.
Baca juga: Blok Rokan Bakal Beralih ke Pertamina Agustus 2021, Sejauh Mana Progresnya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.