Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban, Penguasa Baru Kekayaan Tambang Rp 14.000 Triliun di Afghanistan

Kompas.com - 20/08/2021, 16:15 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber CNN,DW

“Kontrol Taliban datang pada saat ada krisis pasokan untuk mineral ini di masa mendatang dan China membutuhkannya,” ujar Michael Tanchum, seorang pakar senior dari Austrian Institute for European and Security Policy.

Baca juga: Seperti Apa Kehidupan Ekonomi Warga Palestina?

"China sudah dalam posisi di Afghanistan untuk menambang mineral ini," kata dia lagi.

Salah satu raksasa pertambangan raksasa Asia, Metallurgical Corporation of China (MCC), telah memiliki konsesi 30 tahun untuk menambang tembaga di provinsi Logar yang tandus di Afghanistan.

Sementara itu, dikutip dari CNN, Rod Schoover, seorang ilmuwan dari Ecological Futures Grou mengatakan, dari letak geografisnya, Afghanistan sudah tentu kaya akan mineral tambang.

"Afghanistan tentu saja merupakan salah satu daerah yang kaya akan logam mulia, tetapi juga logam yang diperlukan untuk memenuhi ekonomi yang muncul di abad ke-21," kata dia.

Baca juga: Penasaran Berapa Harga Bensin di Arab Saudi yang Kaya Minyak?

Tantangan keamanan, plus kurangnya infrastruktur dan kekeringan parah telah mencegah penambangan mineral besar-besaran di Afghanistan.

Pada tahun 2020, diperkirakan 90 persen orang Afghanistan hidup di bawah tingkat kemiskinan berdasarkan standar pemerintah, yakni pendapatannya hanya sekitar 2 dollar AS per hari, merujuk pada laporan dari US Congressional Research Service yang diterbitkan pada bulan Juni 2021.

Dalam profil negara yang dirilis Bank Dunia juga menyebutkan bahwa ekonomi Afghanistan masih rapuh dan sangat bergantung pada berbagai bantuan asing.

"Pengembangan dan diversifikasi sektor swasta dibatasi oleh ketidakamanan, ketidakstabilan politik, institusi yang lemah, infrastruktur yang tidak memadai, korupsi yang meluas, dan lingkungan bisnis yang sulit," tulis Bank Dunia.

Baca juga: Mengapa Dinar Kuwait Jadi Mata Uang Paling Mahal di Dunia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com