Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diresmikan Jokowi, Ini Manfaat Bendungan Kuningan untuk Warga Sekitar

Kompas.com - 31/08/2021, 16:28 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Kuningan di Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat., Selasa (31/8/2021).

Bendungan tersebut akhirnya selesai setelah melalui pembangunan selama 7 tahun dengan total biaya Rp 513 miliar.

“Hari ini selesai dan siap untuk difungsikan dengan kapasitas tampung 25,9 juta meter kubik,” kata Jokowi dalam sambutannya dalam peresmian Bendungan Kuningan.

Bendungan Kuningan ini akan menyuplai air secara kontinu, menyediakan air pertanian/irigasi bagi 3.000 hektar sawah masyarakat di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Brebes.

Baca juga: Apa Itu Proyek Strategis Nasional?

“Jika suplai air untuk irigasi ini terus terjaga, petani bisa menambah frekuensi tanamnya dari satu kali setahun menjadi dua atau tiga kali setahun,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Dengan begitu, menurut Jokowi keberadaan Bendungan Kuningan diharapkan dapat meningkatkan produksi dan juga berdampak pada kesejahteraan petani.

“Bendungan ini juga sangat bermanfaat untuk ketahanan air, mengendalikan banjir, menyediakan air baku 0,30 meter kubik per detik, serta menghasilkan listrik 0,5 megawatt,” tandasnya.

Sejalan dengan itu, Kepala Negara meminta agar bendungan ini disambungkan dengan penataan jaringan irigasi, mulai saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier, sampai ke kuarter.

Menurut Jokowi, hal ini penting ditekankan agar kehadiran bendungan ini betul-betul bermanfaat menyediakan air irigasi bagi para petani.

Baca juga: Daftar Terbaru Proyek Strategis Nasional Ketenagalistrikan 2021

“Saya berharap bendungan ini juga bisa memberikan nilai tambah bagi daerah, bukan saja meningkatkan produktivitas pertanian tapi juga memudahkan penyediaan air bersih yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat,” ucapnya.

Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa pada periode tahun 2015-2019 telah diselesaikan sebanyak 15 bendungan.

Sedangkan pada periode 2020-2024, Kementerian PUPR menargetkan pembangunan 61 bendungan. Dari jumlah itu, pada tahun 2020 telah selesai 3 bendungan, yaitu Napungete, Tukul dan Tapin.

Adapun pada tahun 2021, akan diselesaikan 13 bendungan yang 4 di antaranya telah siap diresmikan, yakni Bendungan Kuningan, Way Sekampung, Bendo dan Passeloreng.

“Seiring dengan berjalannya waktu dan banyaknya bendungan yang sudah kita bangun, ternyata kita bisa mencetak banyak tenaga ahli pembangunan bendungan melalui on the job training sebagai training ground,” kata Basuki dalam sebuah keterangan resminya belum lama ini.

Baca juga: Termasuk KA di Bali, Ini Daftar Proyek Strategis Nasional Kereta Api

“Ke depannya dengan selesainya beberapa bendungan, kita juga sangat membutuhkan ahli pengelolaan bendungan yang harus didasarkan pada ukuran-ukuran yang pasti terutama prediksi curah hujan untuk dijadikan pegangan operasi bendungan yang akan datang,” sambungnya.

Basuki mengatakan bahwa para ahli bendungan harus mempunyai kompetensi untuk dapat mengoperasikan bendungan secara optimal dengan pertimbangan yang bermacam-macam, seperti air baku, listrik, pertanian, banjir, dan pariwisata.

Selain itu, dibutuhkan juga kompetensi untuk memonitor keadaan bendungan agar dapat terpelihara dengan baik.

“Masih ada beberapa bendungan yang keadaannya kurang baik, terutama bendungan yang memang sudah tua. Kita harus segera lakukan pembenahan-pembenahan karena berada di daerah permukiman yang padat sehingga akan sangat berbahaya jika terjadi dam break,” jelas Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com