Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Anak Cucu BUMN Terlalu "Gemuk" dan Jadi Benalu...

Kompas.com - 03/12/2021, 08:35 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus melakukan perampingan jumlah BUMN maupun jumlah anak-cucu perusahaan pelat merah.

Ia ingin BUMN bisa fokus pada lini bisnis utamanya.

Erick menjelaskan, jumlah BUMN kini sudah dirampingkan, dari semula ada 108 perusahaan menjadi 41 perusahaan.

Baca juga: Erick Thohir: Banyak Anak Cucu BUMN Nilainya Kecil, Nyedot Kayak Benalu

Perampingan dilakukan dengan menggabungan antara BUMN atau membuat holding BUMN, seperti penggabungan Pelindo I, II, III, IV yang merupakan BUMN layanan jasa pelabuhan, serta membentuk Holding BUMN Ultra Mikro dengan menggabungkan Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PMN) ke Bank Rakyat Indonesia (BRI).

"Ada juga holding di sektor semen, perkebunan, pertambangan, hingga migas. Jadi holding-holdingnya ini sudah rapih," ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (2/12/2021).

Jadi benalu bagi perusahaan induk

Namun, meski jumlah BUMN sudah berkurang, Erick merasa jumlah anak-cucu perusahaan pelat merah masih terlalu gendut.

Apalagi kebanyakan anak-cucu itu tak sesuai dengan lini bisnis utama dan tak memiliki kinerja yang optimal untuk mendukung perusahaan induk.

"Masih banyak anak-cucu BUMN yang nilainya kecil-kecil, dikelola tidak maksimum. Ibaratnya ada holding dan anak-cucu ini semua nyedot terus seperti benalu di pohon," kata dia.

Baca juga: Cara Erick Thohir Mencegah Adanya Raja-raja Kecil di BUMN

"Akhirnya, nanti holdingisasi yang sudah rapih akan tersedot yang kecil-kecil, apalagi yang bukan menjadi main business-nya, seperti suplai air, suplai aspal, laundry, dan sebagainya," lanjut Erick.

Ia mencontohkan, seperti pada PT Telkom Indonesia (Persero) yang saat ini berkinerja baik dengan pendapatan sebesar Rp 106 triliun dan pangsa pasar (market cap) mencapai Rp 411 triliun.

Menurut Erick, kinerja positif itu bisa menurun jika memiliki banyak anak-cucu usaha yang tak sesuai bisnis utama Telkom. Hingga saat ini dia pun telah menutup 13 anak-cucu usaha Telkom.

"Misal seperti Telkom, kalau Telkom punya anak-cucu lagi dan ketika melihat profitnya besar, nanti disedot lagi, yang akhirnya juga bisa terjadi KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) diantara mereka, kan akhirnya jatuh," jelasnya.

Oleh karena itu, Erick memastikan, akan melepas sebagian anak-cucu BUMN yang tak sesuai dengan lini bisnis induk usahanya ke pihak swasta.

Baca juga: Erick Thohir Tutup 74 Anak-Cucu BUMN, Terbanyak dari Pertamina dan Telkom

Ia akan membuka tender terbuka kepada para pelaku usaha yang berminat untuk mengakusisi anak-cucu BUMN.

"Saya pikir lebih baik kita refocusing, yang kecil-kecil, yang tidak main business, sudahlah, kasih pengusaha daerah saja," ucapnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com