Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Alasan Bulog Tak Masuk Holding BUMN Pangan, Erick Thohir: Punya Tugas yang Beda

Kompas.com - 25/01/2022, 14:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan alasan Perum Bulog tak masuk ke dalam Holding BUMN Pangan atau ID Food. Ia bilang, Bulog memiliki penugasan yang berbeda yakni sebagai stabilitator harga pangan.

Ia menjelaskan, sedari awal Kementerian BUMN memang akan membuat dua grup pangan dengan fokus yang berbeda. Terdiri dari fokus pada market dan fokus pada stabilisasi harga pangan.

"Bulog itu sebagai stabilisator, di mana Bulog mengintervensi ketika ada harga naik," kata Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (25/1/2022).

Baca juga: Erick Thohir: 4 Lessor Sudah Setuju Proposal Perdamaian Garuda, 35 Masih Proses

Menurutnya, Bulog akan tetap menjalankan perannya saat ini yakni membeli produk-produk pertanian dengan standar dan nilai tertentu, kemudian menyimpan di pergudangan atau cold storage untuk akhirnya dikeluarkan ke pasar jika terjadi gejolak harga. Hal itu guna menstabilkan harga pangan di pasar.

"Lalu ID Food, ini dibentuk fungsinya untuk fokus yang di market. Jadi beda dengan Bulog yang stabilisator, ini justru yang market," imbuh dia.

Baca juga: Erick Thohir: Proyek DME Bakal Pangkas Impor LPG 1 Juta Ton per Tahun

BUMN Pangan di bawah ID Food

ID Food sendiri terdiri dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI sebagai induk holding. Serta beranggotakan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia, PT Berdikari, dan PT Garam.

Erick menjelaskan, nantinya para BUMN sektor pangan yang di bawah ID Food akan banyak berperan sebagai penjamin pembelian atau penyalur (offtaker) hasil pertanian dari petani lokal. Selain itu akan mendampingi para petani dan nelayan lokal untuk meningkatkan kualitas produk.

Ia mencontohkan, seperti pada Perikanan Indonesia yang telah melakukan uji coba pada gurita dengan meningkatkan standarisasi ukuran. Kini produk gurita itu telah di ekspor ke sejumlah negara, setelah sebelumnya diolah dengan cara di-steam dan dikemas dengan sistem vakum.

Baca juga: Jokowi Luncurkan Injourney, Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+