Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bicara Soal Normalisasi Kebijakan Moneter, Gubernur BI: Kami Akan Mempertahankan Suku Bunga Rendah

Kompas.com - 16/02/2022, 13:45 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) berencana mempertahankan suku bunga acuan rendah selama inflasi masih terjaga, dan belum memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Langkah tersebut diambil BI sebagai salah satu respons dari kebijakan normalisasi likuiditas global dan rencan kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve.

"Kami akan melanjutkan implementasi suku bunga rendah, di mana saat ini 3,5 persen, sampai dengan ada tanda-tanda awal tekanan fundamental perekonomian dari inflasi," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam rangkaian side event presidensi G20 Indonesia menuju 1st FMCBG, Rabu (16/2/2022).

Baca juga: Pemerintah Kantongi Rp 23 Triliun dari Hasil Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Perry mengatakan, kebijakan normalisasi likuditas global perlu diantisipasi dengan baik, guna meminimalisir dampak terhadap perekonomian nasional.

Selain mempertahankan suku bunga acuan, BI juga akan melanjutkan stabilisasi pasar keuangan, melalui triple intervention, sehingga rupiah dapat bergerak sesuai dengan fundamentalnya, di tengah kondisi pasar yang dibayang-bayangi ancaman dampak exit strategy global.

Pada saat bersamaan, untuk bank sentral juga mulai mengurangi likuditias perbankan yang berlebih. Ini akan dilakukan bank sentral dengan menaikan Giro Wajib Minimum (GWM) secara bertahap.

"Tapi juta tetap memastikan bank tetap melanjutkan pembiayaan ekonomi dan berpartisipasi dalam pembiayaan surat utang pemerintah," kata Perry.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Covid-19 Bukan Pandemi Terakhir, Negara G20 Harus Siap-siap

Kebijakan-kebijakan itu diambil BI, sebagai respons preemptive terhadap berbagai kebijakan normalisasi global, sehingga diharapkan kondisi ekonomi makro Indonesia dapat tetap terjaga di tengah momentum pemulihan.

"Ini kita koordinasikan dengan kebijakan nasional," ucap dia.

Sebagai informasi, normalisasi kebijakan likuiditas global menjadi salah satu bahasan utama dalam gelaran G20 jalur keuangan atau finance track.

Implementasi normalisasi kebijakan di tengah kondisi pemulihan ekonomi global yang tidak merata akan berdampak terhadap perekonomian negara lain, khususnya negara berkembang yang tengah berupaya pulih dari dampak pandemi Covid-19.

Baca juga: Rupiah dan IHSG Menguat di Sesi I, Asing Koleksi Saham ARTO, BBNI, dan BBCA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com