Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Terjadi Deflasi, BPS Nilai Daya Beli Masyarakat Masih Tinggi

Kompas.com - 01/03/2022, 12:32 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, terjadi deflasi pada bulan Februari 2022 sebesar 0,02 persen yang disumbang oleh kebijakan satu harga minyak goreng sawit.

Namun, deflasi tidak terjadi pada inflasi inti. Di bulan yang sama, inflasi inti tercatat mencapai 0,2 persen secara bulanan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan tingkat inflasi inti biasanya digunakan sebagai indikator untuk melihat peningkatan dan penurunan daya beli.

Baca juga: Februari 2022 Alami Deflasi 0,02 Persen, Minyak Goreng Satu Harga Penyebabnya

"Kenaikan inflasi (inti) ini tentu saja (menggambarkan) permintaan (daya beli) terhadap komoditas (inflasi inti) masih cukup tinggi," kata Setianto dalam konferensi pers, Selasa (1/3/2022).

Setianto menjabarkan, komoditas dominan penyumbang inflasi inti adalah tarif sewa rumah, sabun deterjen bubuk dan cair, upah asisten rumah tangga, kendaraan mobil, dan emas perhiasan.

"Ada beberapa komoditas dominan pendorong komponen inti. Komoditas tadi adalah komponen inti yang mengalami peningkatan," ucap Setianto.

Secara tahunan, inflasi inti mencapai 2,03 persen. Angka tersebut merupakan angka inflasi tertinggi sejak September 2020 yang saat itu mencapai 1,86 persen secara tahunan.

Baca juga: Dana Asing Banyak Parkir di Pasar Modal Indonesia Saat Perang Rusia-Ukraina, Ini Sebabnya

Selain komponen inti, komponen harga yang diatur pemerintah (administered price) juga mengalami inflasi yang memberikan andil 0,03 persen.

Andil tersebut berasal dari kenaikan bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, serta rokok putih. Di sisi lain, komponen harga bergejolak mengalami deflasi dengan andil 0,25 persen.

"Komoditas utamanya adalah minyak goreng, telur ayam ras, daging ayam ras, serta cabai rawit. Itu komoditas yg memberikan andil deflasi sebesar 0,25 persen untuk komponen komoditas harga bergejolak," kata Setianto.

Baca juga: AS Beri Sanksi Baru ke Rusia, Harga Minyak Dunia Naik Jadi 100,99 Dollar AS Per Barel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com