Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Ungkap Penyebab Travel Gelap Diminati Masyarakat meski Tarifnya Mahal

Kompas.com - 31/05/2022, 21:56 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan travel gelap masih eksis di tengah perkembangan angkutan transportasi antar kota.

Menurut Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, travel gelap masih cukup diminati oleh masyarakat meski tarifnya mahal. Hal itu karena travel ilegal tersebut dinilai mampu menjangkau masyarakat langsung ke tempat tinggalnya (door to door).

"Kenapa orang lebih senang menggunakan itu? Karena mungkin dia dijemput door to door, dijemput dari daerahnya diantar sampai ke Jakarta. Kelebihannya itu," ujarnya di Gedung Kemenhub, Jakarta, Selasa (31/5/2022).

Baca juga: Ideas Sebut Jumlah Perokok di Indonesia Naik Selama Pandemi Covid-19

Meskipun begitu kata Budi, travel gelap memiliki lebih banyak kekurangan yang merugikan pengguna jasa yaitu tarif lebih mahal, kendaraan yang kecil membuat penumpang harus berdesakan, hingga dapat mengancam keselamatan karena kendaraan tidak melalui pengecekan selayaknya kendaraan travel legal.

"Per kendaraan 4-5 orang, barangnya itu tumpuk-tumpukan, tidak nyaman. Kalau kecelakaan? Ya potensi terjadi (hal yang mengancam keselamatan)," kata dia.

Kendati demikian, dia mengakui, Kemenhub baru menyoroti dengan serius permasalahan travel gelap ini satu tahun terakhir, baik terkait penanganannya maupun pengawasannya.

Kemenhub menyebut populasi travel gelap tidak sedikit, terutama di daerah-daerah pelosok yang tidak terjangkau atau jauh dari terminal dan transportasi umum. Namun saat ini kata Kemenhub, jumlah travel gelap mengalami penurunan karena adanya kompetisi persaingan usaha.

"Saya pernah melakukan penelitian kecil-kecilan. Sabtu-Minggu itu di satu kabupaten bisa mencapai 100 kendaraan travel gelap. Hari biasa perkiraan saya mungkin bisa sampai 50-70," ucapnya.

Baca juga: KPPU: Industri Minyak Goreng Ibarat Keruh dari Hulunya

Guna membasmi travel gelap ini, Kemenhub berupaya untuk menjadikan travel gelap sebagai feeder atau angkutan penghubung dari perkampungan ke terminal. Hal ini selain dapat mengalihfungsikan angkutan ilegal, juga dapat meningkatkan konektivitas angkutan massal.

"Ada 2 opsi yg sedang kita lakukan. Di Purwokerto, di Banyumas saya sedang melakukan pilot project. Taksi gelap atau travel gelap ini kita akan respons sebagai salah satu feeder untuk bus AKAP yang di terminal," tuturnya.

Sebagai informasi, travel gelap merupakan kendaraan berpelat hitam yang tidak memiliki izin resmi dan terdaftar di Kemenhub sebagai penyelenggara travel.

Lantaran tidak resmi, operator travel gelap ini tidak dapat bertanggung jawab dengan memberikan asuransi pada penumpang jika terjadi kecelakaan.

Selain itu, travel gelap juga rentan menyebabkan kecelakaan karena kendaraan yang digunakan tidak diuji kir dan kompetensi pengemudi tidak terjamin. 

Baca juga: Kuartal I-2022, Pendapatan GoTo Naik 53 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com