Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dinilai Perlu Cepat Turun Tangan Atasi Kenaikan Harga Avtur

Kompas.com - 30/06/2022, 22:07 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Penerbangan Alvin Lie menyoroti dampak kenaikkan harga avtur dan menguatnya kurs dolar Amerika Serikat (AS) ke industri penerbangan Tanah Air.

Bila terus berlanjut, ia khawatir ke depannya maskapai penerbangan akan mengurangi frekuensi penerbangan mereka atau memangkas rute-rute yang akan sekiranya akan merugikan.

"Karena bagi airlines lebih baik tidak terbang daripada terbang rugi. Ini yang kita khawatirkan. Jadi memang pemerintah harus cepat turun tangan mengatasi kondisi tidak normal ini," ungkap Alvin, kepada Kontan.co.id, Rabu (29/6/2022).

Baca juga: Simak 3 Tips agar UMKM Tembus Pasar Global

Lebih jauh, kata Alvin, apabila maskapai penerbangan mengurangi atau menghentikan pelayanan pada rute-rute tertentu, tentunya ini akan berdampak juga kepada masyarakat yang membutuhkan transportasi pesawat untuk melakukan mobilitas.

Begitu pun dengan angkutan kargo, jadi dengan kata lain kondisi ini akan mengganggu aktivitas mobilitas yang berjalan.

Alvin pun meminta pemerintah untuk segera turun tangan dan mengatasi kondisi tersebut. Menurutnya, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub), perlu meninjau kembali Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 68 Tahun 2022 tentang Biaya Tambahan (Fuel Surcharge) Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri yang telah berlaku sebelumnya, masih relevan atau tidak dengan kondisi terkini.

Baca juga: Pemerintah Diminta Beri Insentif buat Produk Keuangan Hijau, Ini Alasannya

Tak hanya itu, pemerintah juga diminta untuk membantu memangkas biaya-biaya yang menjadi beban para maskapai penerbangan. Seperti biaya landing misalnya, yang sudah berjalan seperti biasa.

Pemerintah dapat berkoordinasi dengan penyelenggara bandara untuk menurunkan biaya tersebut, sehingga bisa mengurangi biaya operasional pesawat.

"Jadi ini perlu koordinasi untuk menurunkan biaya operasi pesawat karena ujung-ujungnya nanti ke konsumen juga akan ke harga tiket. Dalam kondisi tidak normal seperti ini pemerintah harus hadir," jelas Alvin.

Dia menambahkan, biaya avtur memang memakan kocek cukup dalam terhadap total operasional pesawat. Alvin memerinci, kontribusi avtur ini bisa mencapai 30%-35% dari biaya operasi pesawat.

"Kalau naknya 100 persen (harga avtur) itu sudah 60 persen dari biaya pesawat," ucapnya. (Reporter: Vina Elvira | Editor: Yudho Winarto)

Baca juga: Pemotor Tak Perlu Daftar MyPertamina saat Beli Pertalite

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Alvin Lie: Pemerintah Harus Cepat Turun Tangan Atasi Kenaikan Harga Avtur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com