Menteri Transisi Energi Prancis, Agnes Pannier-Runacher, menuduh Rusia menggunakan gas sebagai senjata perang untuk gantian menekan Barat.
Baca juga: Mengapa Israel Begitu Kaya Raya?
Agnes Pannier-Runacher merilis pernyataannya setelah Gazprom mengatakan akan menangguhkan pengiriman gas ke perusahaan energi Prancis, Engie.
Namun juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin menolak tuduhan itu dan bersikeras bahwa sanksi Barat telah menyebabkan gangguan yang disebabkan rusaknya infrastruktur Rusia.
Menurut versi Rusia, embargo membuat Rusia tak lagi bisa mengimpor peralatan dan teknologi dari negara-negara Uni Eropa. Sehingga Negara Beruang Putih itu mengaku infrastruktur gasnya mengalami kerusakan dan tak kunjung bisa diperbaiki.
Namun Rusia tidak menjelaskan secara detail kerusakan sehingga mereka tak lagi mau mengirimkan gasnya ke Eropa.
Baca juga: Tahapan, Biaya, dan Syarat Buat SKCK di Kantor Polisi
Kontroversi terbaru adalah mengenai turbin perusahaan gas Rusia yang tiba di Jerman setelah diperbaiki di Kanada. Namun Rusia menolak mengambilnya kembali karena alasan tunduk pada sanksi Barat.
Belakangan, Jerman menolak alasan Rusia dan menyebut hal itu cuma akal-akalan Putin. Meski memberlakukan sanksi, Jerman mengaku tidak mempersulit pengiriman turbin di negaranya.
Awal bulan ini, Menteri Ekonomi Jerman, Habeck mengatakan pipa gas Rusia sebenarnya tidak rusak secara teknis dan bisa beroperasi penuh seperti yang diklaim oleh Rusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.