Dwiyana juga mengatakan, pembengkakan biaya atau cost overrun pada proyek KCJB masih dalam negosiasi.
Ia mengatakan, hal ini disebabkan karena terjadinya perbedaan perhitungan pembengkakan biaya antara Indonesia dan China.
"Sekali lagi ya ini masih negosiasi pemerintah Indonesia dengan Tiongkok," kata Dwiyana
Dwiyana melanjutkan, perbedaan perhitungan terjadi karena kedua pihak memiliki asumsi yang berbeda soal jumlah cost overrun.
"Contohnya konsultan Tiongkok menghitung biaya GSMR untuk 900 megahertz itu free charge, enggak ada biaya di Tiongkok, pemerintah sana menyediakan frekuensi itu dedicated untuk kereta api," ujarnya.
Sementara itu, kata Dwiyana, frekuensi 900 megahertz untuk GSMR di Indonesia sudah dipakai industri telekomunikasi untuk jaringan seluler sehingga KCIC bekerja sama dengan Telkomsel.
"Disitu ada investasinya, hampir sekitar Rp 1,3 triliun untuk clearence frekuensi dan lainnya sehingga tidak mengganggu antara frekuensi Telekomunikasi dengan kami," ujarnya.
Dwiyana mengatakan, dengan kereta cepat, waktu tempuh Jakarta-Bandung hanya membutuhkan 36 menit.
"Apalagi kami (KCIC) hanya 36 menit (waktu tempuh Jakarta-Bandung), kalau naik KRL itu Manggarai-Jakarta Kota," ujarnya.
Dwiyana mengatakan, ke depannya akan terjadi peralihan konsumen yang sebelumnya menggunakan jalur tol dari Jakarta ke Bandung menjadi menggunakan kereta cepat.
"Jadi saya yakin ada peralihan perilaku konsumen, bener-bener shifting ini," ucapnya.
Sementara itu, untuk tarif yang akan diterapkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, ia mengatakan, berdasarkan hasil studi tarif kereta cepat sebesar Rp 350.000 untuk rute paling jauh.
"Tarif sesuai studi itu Rp 350.000 terjauh, terdekat itu Rp 150.000, tapi kami bisa melakukan diferensiasi tarif juga di mana saat peak kita reduce tarif diskon dan lain-lainnya," tuturnya.
Terakhir, Presiden Jokowi belum dapat memastikan Presiden China Xi Jinping akan meninjau proyek KCJB ini.
Jokowi mengatakan, rencana kunjungan Xi Jinping masih dibicarakan.
"Dengan Xi Jinping masih dibicarakan, belum final," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.